Pandu Wibowo
Mahasiswa jurusan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ketua Himpunan Diskusi Mahasiswa
- kompasiana -
Partai politik adalah organisasi
yang bersifat nasional dan di bentuk oleh sekelompok warga negara secara
sukarela atas dasar cita cita yang sama yaitu membuat negara sejahtera.
Partai politik adalah kendaraan politik dalam ruang lingkup Demokrasi
untuk mendapatkan kekuasaan (power) di sebuah negara. Tapi seiring
berjalannya waktu partai politik terbagi manjadi 2 kekuatan besar, yakni
partai masa dan partai kader. Dalam tulisan dan analisis ini penulis
akan mengajak pembaca melihat masa depan partai kader dan partai masa.
Sebelum kita melihat masa depan partai masa dan partai kader di Indonesia, mari kita lihat deinisi dari kedua partai tersebut.
Partai masa adalah partai yang
mengutamakan kuantitas maupun simpatisan partai dan pada umumnya mereka
berasal dari bermacam macam lini aliran politik, karena ideologi yang di
anut atau di emban oleh partai masa tidak menjadi perhatian bagi partai
ini. Ideologi partai masa cendrung tidak jelas karena partai ini lebih
mementingkan masa ketibang mempertahankan ideologi.
Partai kader adalah partai yang
megutamakan kuantitas maupun simpatisan partai dan pada umumnya partai
ini tidak segan memecat anggota jika melangggar dari norma partai.
Partai kader merupakan partai yang mengutamakan ideologi partai sebagai
kekuatannya ketibang masa yang di dapat, jadi tidak heran jika partai
kader selalu kalah dengan partai masa dalam pemilu. Tapi menurut saya
walaupun kalah dengan partai masa partai kader lebih memilih masa depan
paling cerah ketibang beberapa partai masa yang ada di Indonesiam,
karena jika kader kader yang didapat partai kader setiap tahun bertambah
akan membuat partai ini semakin solid dan akan kader kader yang banyak
tersebut akan menyumbangkan suara setianya di pemilu.
Melihat konteks Indonesia,
Indonesia memiliki banyak sekali partai politik. Semenjak jatuhnya rezim
Orde Baru aspirasi politik masyarakat Indonesia sangat besar. Tapi
walaupun banyak sekali partai politik di Indonesia, partai partai
politik tersebut sayangnya tidak memiliki idoelogi yang jelas. Mereka
lebih megutamakan mendapat masa yang banyak ketibang memperjelas
ideologinya. Dari fenomena tersebut timbulah sebuah pertanyaan apakah
partai masa akan terus menang dari partai kader walau ideologi yang
dianut partai masa tidak jelas?. Pertanyaan yang kedua apakah partai
kader mampu mengalahkan partai masa di masa depan ? Dari dua pertanyaan
tersebut mari kita analisis berasama.
Saya sebagai penulis melihat hanya
ada 3 partai politik yang memiliki masa depan cerah dari banyaknya
partai politik di Indonesia. Partai partai politik tersebut antara lain
adalah Golkar, PDIP, dan PKS. Ketiga partai ini merupakan payung politik
yang sangat kuat dan tidak bisa hancur walaupun masalah yang diterima.
Kekuatan yang dimiliki ketiga partai ini tidak lepas dari kader kader
partainya yang mampu menjalankan mesin partai di seluruh daerah. Dan
ketiga partai ini pula yang paling sering mencalonkan kader kadernya
untuk mejadi pemimpin pemimpin di daerah daerah, baik sebagai Walikota
sampai Gubernur.
Partai pertama yang akan kita bahas adalah Golkar.
Golkar merupakan partai politik yang tetap konsisten menjaga suaranya
setiap pemilu pasca rezim Orde Baru. Kita bisa analisis pada pemilu
tahun 1999. Pada tahun 1999 Golkar mendapat jumlah kursi di DPR sebanyak
50 kursi dari total kursi 462, pada tahun 2004 perolehan jumlah kursi
Golkar di DPR naik menjadi 128 kursi dari total kursi 550 dan
mengantarkan Golkar menang pemilu pada tahun tersebut, dan pada tahun
2009 perolehan kursi dari Golkar turun menjadi 107 kursi dari total
kursi sebanyak 560 kursi.
Kunci kesuksesan Golkar ada di
kader dan karya, mengapa demikian? karena kader kader Golkar berasal
dari orang orang terdidik dan semuanya adalah lulusan S1 sampai S3.
Selain itu karya karya yang dibuat Gokar mampu membuat partai ini
bertahan dan menekan angka opini publik yang buruk terhadap partainya.
Karya tersebut adalah kaya membuat media masa seperti stasiun TV dan
lain lain. Dari jumlah kursi yang di dapat Golkar semenjak tahun pemilu
1999 sampai pemilu 2009 dapat disimpulkan partai ini merupakan partai
yang kuat dan selalu ada di 3 besar dalam pemilu legiselatif.
Partai kedua yang patut mendapatkan apresiasi partai yang memiliki masa depan cerah kedepannya adalah PDIP.
Siapa yang tidak kenal PDIP, partai berkepala banteng ini sama seperti
Golkar selalu masuk 3 besar partai yang memiliki suara terbanyak di
setiap pemilu. Prestasi PDIP tidak lepas dari ideologi yang dianut PDIP
yakni nasionalisme. Berikut perolehan kursi DPR yang didapat PDIP dari
pemilu tahun 1999 sampai 2009. Tahun 2009 PDIP mendapat 153 kursi dari
total kursi 462, sehingga PDIP berhasil menjadi pemenang Pemilu, tahun
2004 perolehan kursi PDIP menurun menjadi 109 kursi dari total kursi
sebanyak 550, tahun 2009 kursi yang didapat PDIP semakin menurun menjadi
95 kursi dari total kursi yang diperebutkan sebanyak 560 kursi.
Walaupun setiap pemilu kursi yang di dapat PDIP terus berkurang tapi
parta ini selalu masuk 3 besar partai yang mendapat suara terbanyak
disetiap pemilu.
Mayoritas pendukung PDIP berasal
dari kaum buruh dan masyarakat menegah kebawah. Jumlah buruh di
Indonesia sangat banyak dan PDIP selalu menjadi garda terdepan membela
nasib buruh nasional sehingga hampir semua buruh di Indonesia
kemungkinan besar akan mendukung PDIP. Kemudian mengapa kelas menengah
kebawah banyak menyumbangkan suaranya kepada PDIP. Ini yang menarik,
PDIP tidak lepas dari sosok Megawati dan Megawati adalah seorang wanita
dan tidak heran putri dari Megawati yaitu Puan Maharani di gadang gadang
sebagai calon kuat pengganti Megawati sebagai pemimpin PDIP kedepannya.
Kembali ke konteks suara PDIP berasal dari kelas menegah kebawah,
ternyata dari data wawancara yang saya terima dari salah satu kader
PDIP, mayoritas masyarakat mengengah kebawah mengenal PDIP karena sosok
wanitanya. Dan tidak heran Puan Maharani akan menjadi pemimpin PDIP
nantinya jika PDIP tidak mau kehilangan suara dari kelas menegah
kebawah.
Partai yang ketiga adalah PKS,
partai yang dikenal dengan partai dakwah ini ternyata bisa kita katakan
sebagai partai tersukses. Mengapa saya berani mengatakan partai
tersukses, karena setiap pemilu jumlah kursi yang didapat terus
mengalami kenaikan. Pada tahun 1999 awalnya PK hanya mendapat 7 kursi di
DPR sehingga pada pemilu 2004 PK tidak bisa lolos pemilu, dan mau tidak
mau PK harus mengganti nama dan lambang partai. Akhirnya pun pada tahun
2004 PK bertansformasi menjadi PKS. Pada tahun 2004 kursi yang didapat
PKS meningkat menjadi 45 kursi dari total kursi 550. Dan pada tahun 2009
kursi PKS semakin bertambah menjadi 57 kursi dari 560 kursi yang
diperbutkan dalam Pemilu Legiselatif. Dari jumlah kursi yang didapat PKS
dari pemilu 1999 sampai pemilu 2009 terlihat jelas bahwa PKS adalah
satu satunya partai yang konsisten tidak mengalami penurunan jumlah
kursi.
Kunci keberhasilan PKS tidak lepas
dari kesoldian kader kadernya yang berasal dari didikan Tarbiyahnya.
Tidak disangka sangka dari pengajian pengajian yang dibentuk PKS yang
hanya berisi 5 sampai 10 orang, PKS bisa melahirkan sosok yang sangat
berperan penting di partai dan nasional. Partai ini pun mampu bertahan
dari tsunami politik yang diterima. Bisa kita lihat ketika pemimpinnya
menjadi tersangka suap, PKS tetap bertahan dan dengan cepat PKS mendapat
pemimpin baru dalam waktu kurang dari 24 jam. Ini membuktikan bahwa
kader kader PKS sangat solid dan tidak berpatok pada satu tokoh. Selain
itu PKS adalah partai yang paling konsisten terhadap ideologinya yaitu
Islam. Dalam spektrum ideologi ada yang namanya nilai nilai Justifikasi
(kebenaran). Dan nilai nilai justifikasi inilah yang membuat ideologi
PKS bertahan ditengah pluralisme.
Keimpulan dari tulisan ini adalah
partai yang memiliki masa depan cerah kedepannya adalah partai masa atau
partai kader yang memiliki ideologi jelas. Jadi partai yang memiliki
ideologi jelas akan tetap bertahan dan memiliki masa depan cerah
kedepannya. Dan partai yang tidak memiliki ideologi jelas cendrung akan
kalah dari partai yang memiliki dieologi jelas. Bisa kita ambil contoh
partai Demokrat, Demokrat telah kita ketahui bersama adalah partai
pemenang pemilu 2009 tapi sayangnya partai ini tidak bisa mengelola
kader dan management partainya sehingga sering terjadi konflik internal
didalam kubuh partai berwana biru tersbut. Partai yang mememiliki
ideologi cendrung kuat di lapisan lapisan ideologinya mulai dari
simpatisan, kader, dan elit partai. Sehingga lapisan struktur ideologi
tersebut mampu menjalankan mesin partai dengan semestinya. Dan saya
sebagai mahasiswa politik memprediksi hanya ada 3 partai politik yang
memiliki ideologi jelas dan masa depan cerah yakni Golkar, PDIP, dan
PKS.
http://politik.kompasiana.com/2013/02/27/masa-depan-golkar-pdip-pks-lebih-carah-ketibang-partai-lain-532546.html