Hampir setiap hari
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi “bulan-bulanan” media elektronik
(Televisi) lantaran dituduh terlibat kasus korupsi kuota impor sapi. Padahal telah
terang-benderang dibuktikan di Pengadilan (17/05/13) bahwa Ahmad Fatonah hanya
makelar bukan kader PKS. Kepada pers pun secara terang-terangan ia (Ahmad
Fatonah) meminta maaf kepada PKS karena telah membawa-bawa nama kader PKS dalam
kasus pribadinya.
Melihat
pemberitaan media yang tidak fair itu, Ustad Zuber Safawi SHI dalam kesempatan temu
kader dan simpatisan se-Kota Semarang memberikan taujihnya pada minggu siang
(19/0513) di Hotel Grasia. Beliau mengatakan bahwa pemberitaan yang setiap hari
dimunculkan di media telah “memojokkan” PKS secara berlebihan.
Untuk
itu, beliau memberikan nasehat kepada seluruh kader dan simpatisan agar tidak
bersedih hati, malah sebaliknya ia mengajak agar menampakkan wajah kebahagiaan.
“Media menyerang PKS agar kader-kadernya bersedih, oleh sebab itu, kita harus
bahagia, tampakkan wajah bahagia, kita jangan besedih!” tegasnya.
Di
hadapan ribuan kader-kader yang antusias, beliau mengingatkan kembali tentang
pilar-pilar kemanangan dakwah. “Pilar pertama yang harus terpatri kuat adalah keimanan yang mendalam kepada Allah SWT.
Bahwa kemenangan Islam adalah janji Allah. Dakwah ini adalah milik Allah SWT
dan kita adalah pelaku-pelakunya, Allah-lah yang telah menjaminnya. Semuanya
sudah tertulis dalam lauh mahfudz. Meskipun
begitu kita harus tetap bekerja keras,
kita sebagai kaum muslimin harus menjadi subjek di dunia ini”. Ustad Zuber menempatkan
keimanan ini juga sebagai landasan ideologi dalam bergerak. Sebagai landasan
ideologi, kita harus siap berkorban, kita harus siap menanggung rugi dalam
merealisasikannya untuk kemenangan jangka panjang bukan sekadar kepentingan
yang sifanya pragmatis.
Selain
itu, beliau juga memberi nasehat agar para kader bersikap tenang tidak perlu
panik secara berlebihan dalam menghadapi parahara yang menimpa PKS. “Kualitas
kita sebagai kader muncul dalam kondisi seperti ini, sejauh mana ketenangan
kita mengadapi itu (prahara PKS)”. Jangan sampai kepanikan justru menutup
pandangan kita tentang hasil-hasil dakwah yang telah diraih disebabkan prahara
itu saja. Yang terpenting teruslah kita memperbaiki diri, membaguskan fisik
(kinerja) kita dihadapan masyarakat, jalin silaturahmi sebanyak-banyaknya.
Pilar
kedua, yakni fitrah dakwah. Kita harus memahami tujuan dakwah. Bagaimana
caranya? Perbanyaklah membaca buku-buku dakwah. Dengan banyak membaca, maka
kita akan mengerti perjalanan dakwah ini, kita akan semakin mengerti
rintangan-rintangan dakwah, kita akan semakin mengerti tabiat (karakter) dakwah
sehingga kita tidak terkejut saat menghadapi setiap rintangan. Bisa jadi
sebagian orang tidak kuat menghadapi rintangan-rintangan dakwah itu lalu mereka
tumbang di tengah perjalanan. Namun demikian beliau mengingatkan bahwa dakwah
akan tetap berjalan ada atau tidaknya kita. Belajar dari siroh, Rosulullah yang
sudah jelas mendapat jaminan Allah-pun tetap berjuang keras menyiarkan risalah
Islam.
Pilar
ketiga yakni soliditas. Di Indonesia hanya ada 2 Partai yang memiliki basis
kader/sistem kaderisasi yang kuat. PKS adalah salah satunya. Basis kader inilah
yang menjadi kekuatan perjuangan. Oleh karenanya mari tingkatkan soliditas.
Prahara yang menimpa PKS harus mendorong kader semakin solid. Apalagi soliditas
yang diikat dengan ukhuwah islamiyah. Inilah kekuatannya bahwa soliditas
seperti inilah yang akan menyongsong kemenangan.
http://antonsaputrakelana.blogspot.com