Anggota DPRD identik dengan kendaraan jenis mobil. Namun, ada juga
anggota dewan yang merasa lebih nyaman menggunakan sepeda motor.
Widarto, S.E., anggota DPRD Bandarlampung dari Fraksi PKS, salah
satunya. Sehari-hari, Widarto lebih memilih ngantor dengan mengendarai
sepeda motor kesayangannya.
"Ada yang bisa saya bantu?” tanya Widarto ketika Radar Lampung
menyambanginya di ruang Komisi B DPRD Bandarlampung kemarin. Begitu
Radar mengutarakan niat untuk mengetahui lebih jauh soal suka-duka
bermotor, Widarto langsung meminta datang ke rumahnya.
Pria yang tinggal di kompleks TK Islam Terpadu (IT) Nurul Ilmi Aini
miliknya di Jalan M.K. Putra, Sukamaju, Telukbetung Timur, ini
sehari-harinya menempuh jarak sekitar 7 kilometer ke kantor DPRD kota di
Jl. Basuki Rahmat, Telukbetung Utara.
Suami Evi Yunia (39) ini mengaku enjoy sehari-hari mengendarai motor
Honda Win warna hitam tahun 2003 dengan nomor polisi BE 8776 BD. Untuk
memuluskan perjalanannya, Widarto rajin membawa tas besar untuk
menyimpan mantel jas hujan.
Meski berstatus anggota dewan, Widarto tak merasa gengsi menunggangi
sepeda motor, termasuk ketika harus menggunakan setelan jas lengkap.
Ayah satu anak ini beralasan, menggunakan sepeda motor lebih terasa
simpel.
’’Sejak resmi dilantik menjadi anggota dewan, saya nikmati dengan
sepenuh hati. Kemacetan dan terpaan hujan seketika juga sudah biasa,”
tutur Widarto.
Sebagai anggota dewan biasa, Widarto memang tak berhak atas fasilitas
kendaraan dinas jenis mobil. Ia juga belum berpikir untuk membeli mobil
pribadi. ’’Ada yang pernah bertanya, Pak Dewan kok nggak pakai mobil
saja. Biasanya anggota dewan pakai mobil. Ya saya jelaskan sebetulnya
sama saja naik motor dan mobil. Toh yang penting sampai juga di tempat
tujuan,” jelasnya.
Pria yang juga pedagang mainan di Pasar Kotakarang ini tampil percaya
diri. Walau teman-temannya rata-rata sudah memiliki mobil pribadi, dia
merasa tidak minder. ’’Penampilan memang penting, tetapi yang paling
penting kontribusi kita kepada masyarakat,” ucapnya.
Namun pada awal-awal menjabat, Widarto mengaku sempat merasa minder
juga. Tetapi lambat laun, dirinya mulai terbiasa. ’’Kalau kawan-kawan
sesama anggota dewan sudah biasa melihat saya. Yang belum biasa itu
orang lain yang heran melihat anggota dewan pakai motor. Saya sih biasa
saja Mas,” pungkasnya.
*Sumber : http://radarlampung.co.id/