Kemarin dapat kabar dari isteri bahwa baru aja ada Silaturrahmi
sekaligus Konsolidasi Bidang Perempuan DPP PKS dengan Bidang Perempuan
DPD PKS Se Kal Sel, dan dari sana dijelaskan tentang Rumah Keluarga
Indonesia (RKI) di PKS, isteri menceritakan tentang arus feminisme dan
juga liberalisasi kehidupan budaya, yang akhirnya malah membawa pada
terancamnya keberadaaan keluarga, hilangnya peran ibu dan ayah dalam
mendidik anak bangsa. Sehingga menurut isteri sangat penting adanya
perlindungan keluarga indonesia, dimana dari keluarga inilah akan lahir
pemimpin-pemimpin masa depan.
PKS sangat menghargai Perempuan dan Keluarga, sebagaimana Islam
menempatkan perempuan dalam posisi peran dan tanggung jawabnya.
Perempuan memiliki paranan besar dalam membangun peradaban masyarakat.
RKI merupakan salah satu Program Nasional PKS. Berbagai
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat sebetulnya dapat dicarikan
pemecahannya dari keluarga. Karena keluarga adalah pondasi bangsa,
bahkan keluarga merupakan pondasi peradaban. Jika ibu baik secara
kepribadian, maka keluarga juga akan menjadi baik. Sehingga berdampak
pada terbentuknya masyarakat yang baik dan bangsa berkualitas. “Karena
itu ibu dan keluarganya menjadi sekolah awal dari perbaikan. Ini bukti
komitmen PKS terhadap pembentukan generasi yang berkualitas.
Dulu pernah ketika merebak isu tentang program Menteri Kesehatan
tentang kondom, yang secara tidak langsung memberikan pemahaman bahwa
hubungan bebas (free sex) di luar nikah adalah boleh, asal pakai kondom.
Dari sisi pemahaman Menteri Kesehatan hal ini akan memperkecil kasus
aborsi dan kehamilan di luar nikah, dan dapat memecahkan banyak masalah
lainnya, seperti penyebaran penyakit HIV AIDS. Sudut pandang ini kalau
dilihat sepintas bisa memecahkan masalah, namun sebenarnya kalau kita
mau berpikir lebih jauh dan panjang maka hal ini hanya akan menjadi bom
waktu dan tidak menyelesaikan akar permasalahan. Apalagi kalau kita
melihat permasalahan ini dengan kaca mata agama Islam, maka tentu ini
akan sangat bertentangan dengan ajaran agama yang melarng keras namanya
Zina.
Beberapa waktu yang lalu saya menonton sebuah acara diskusi di sebuah
stasiun TV swasta yang menghadirkan seorang Ibu, aktifis keluarga dan
pendidikan anak. Sang ibu menyesalkan program Menteri Kesehatan ini dan
menyatakan bahwa jalan keluar dari semua ini adalah dengan mengembalikan
kembali fungsi keluarga, fungsi ayah dan fungsi ibu. Yang mana beliau
mengatakan bahwa fungsi-fungsi itu sudah tidak berjalan dengan baik di
masyarakat kita.
Hal inilah yang akhirnya membawa saya untuk melakukan searching dan
mulai memahami kembali sebuah urgensi yang namanya Keluarga dalam sebuah
tatanan masyarakat. Tulisan ini juga sejalan dengan konsep pendidikan
karkater pelajar yang pernah saya tulis sebelumnya.
Harus kita pahami bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat
efektif apabila dilaksanakan, melalui keluarga sebagai unit terkecil
dari himpunan masyarakat. Fungsi keluarga sangat strategis yaitu
keluarga seringkali di sebut sebagai lingkungan pertama, sebab dalam
lingkungan inilah pertama anak mendapatkan pendidikan, bimbingan
pembiasaan dan asuhan. Keluarga bukan hanya menjadi tempat anak diasuh
dan dibesarkan, tetapi tempat anak hidup dan dididik pertama kali.
Karena apa yang diperolehnya dalam kehidupan keluarga, akan menjadi
dasar dan dikembangkan pada kehidupan-kehidupan selanjut nya.
Kehidupan modern dengan segala tuntutannya sekarang membuat keluarga,
ayah dan ibu dalam keluarga tidak mampu lagi menyeimbangkan posisi
mereka untak dapat memberikan asuhan yang layak serta pendidikan
karakter yang seharusnya. Anak sekarang diserang dari seluruh penjuru
dengan informasi dan budaya yang kadang mereka tidak mampu memfilternya.
Serangan dari Televisi, Internet, HP, Kawan, dll yang membuat anak
remaja sekarang memiliki kegidupan yang sangat jauh berbeda dengan
kehidupan ayah dan ibu nya dulu, dan karena perkembangan yang super
cepat inilah orang tua ketinggalan beberapa langkah di belakang
anaknya.
Presiden PKS & Keluarga |
Sehingga sangat laya dikatakan bahwa keluarga adalah The first and last
defense (Pertahanan Terakhir dan bahkan Pertahanan Pertama) dalam
proses pendidikan anak. Banyak orang tua yang memahami kewajiban mereka
dalam mendidik dan mengasuh anak sudah tertunaikan ketika mereka sudah
menyekolahkan mereka di Sekolah atau bahkan di pesantren. Sehingga
kewajiban mengasuh dan mendidik sudah mereka sub kontrakkan ke pihak
ketiga, dan ini tentunya salah besar. Keluarga dan orang tua tetap
berkewajiban untuk mengasuh dan mendidik anak di rumah dan bersinergi
dengan pendidikan di sekolah.
Jadi inti jalan keluar dari segala permasalahan remaja seharusnya
berawal dari keluarga, ayah dan ibu. Satu-satunya jalan keluarnya adalah
dengan bagaimana Ayah dan Ibu untuk Kembali Kerumah sesuai dengan
perannya masing-masing, Kembali consent mendidik dan mengasuh anak
mereka, sehingga keluarga berfungsi sebagaimana mestinya. Cintai
Keluarga karena dari sinilah awal sebuah peradaban.
Amrullah Aviv;Kompasiana