@Iswandisyah
- Mungkin kalau kuasa media saat ini sudah ada sebelum kemerdekaan, belum tentu kita bisa merdeka.
- Meminjam Baudrillard, media sudah lakukan strategi fatal. Membunuh karakter orang yang belum terbukti bersalah.
- Kejahatan media itu bersifat imun, jahat tapi memiliki kekebalan sosial, karena masyarakat terlanjur candu dengan isi media.
- Kejahatan media itu mirip zat berbahaya dalam mie instan atau rokok, legal dijual, dinikmati secara sah dan masif hingga susah dilawan.
- Kejahatan media itu mirip tato dalam tubuh, awalnya identitas pelaku kriminal perlahan berubah menjadi identitas penikmat seni.
- Kejahatan media itu seperti kerjaan tukang pijet, orang bisa tertidur karena dipijet... Media juga bisa bikin publik tertidur.
- Kejahatan media itu mirip kerja rentenir, awalnya seperti orang baik berikan pinjaman tapi akhirnya bisa mematikan mencekik leher.
- Kejahatan media itu sistematis dan terorganisir. Pelakunya tidak sadar sedang berperan jadi penjahat karena mereka sudah merasa nikmat.
- Kejahatan media itu sangat nyata tapi bersembunyi dibalik topeng kebebasan pers, kebebasan menyampaikan pendapat/ekspresi.
- Kejahatan media itu sah karena dibenarkan oleh hukum dan diterima oleh masyarakat.
- Kejahatan media itu legal karena diatur oleh peraturan. Tidak ada yang bisa melawannya, sekalipun peraturan itu diubah.
- Kejahatan media itu bisa merubah orang saleh menjadi orang salah, mampu merubah tuntunan jadi tontonan.
- Kejahatan media itu seperti dokter yang membawa jarum suntik berisi racun dan siap menyuntik tubuh publik yang tidak berdaya.
- Kejahatan media itu seperti komplotan antar geng, antar mereka bisa saling serang tapi juga bisa menyatu jika identitasnya terganggu.
- Kejahatan media itu seperti kompas rusak, bisa menyesatkan dan menjerumuskan.
- Kejahatan media itu seperti kerja dukun yang memberi mantra, jika dipercaya bisa berbahaya.
- Kejahatan media itu seperti pekerja salon kecantikan, menipu dengan memoles keburukan wajah.
- Kejahatan media itu seperti dokter spesialis bedah, bisa masuk membedah jantung pemirsa.
- Kejahatan media itu seperti junkfood, makanan cepat saji, mengenyangkan tetapi tidak menyehatkan.
- Kejahatan media itu seperti kerja tentara memburu musuh negara, bisa mengepung rumah siapa saja. Siang malam mereka bertahan disana.
- Kejahatan media itu seperti penjaja narkoba, bikin pemirsa kecanduan tidak terkira.
- Kejahatan media itu bahkan bisa menggantikan kedudukan ulama, tanpa fatwa dapat diikuti siapa saja.
- Kejahatan media itu seperti mafia Italia, bisa mengatur skor sepak bola.
- Kejahatan media itu seperti calo tiket KA, terus mencari mangsa padahal tidak kemana-mana.
- Kejahatan media itu seperti pembunuh berdarah dingin, sambil tersenyum tapi dapat mematikan karakter orang.
- Kejahatan media itu tidak bisa dituntut karena medialah penuntut sesungguhnya.
- Kejahatan media itu tidak bisa disidik karena medialah penyidik sesungguhnya.
- Kejahatan media itu tidak bisa digugat, karena medialah penggugat sesungguhnya.
- Kejahatan media tidak bisa dipenjara karena medialah penjara yang sesungguhnya.
- Kejahatan media tidak bisa direkayasa sebab medialah sang maha rekayasa sesungguhnya..
- Kejahatan media tidak bisa diperiksa, karena media paling suka memeriksa. Siapa saja bisa diperiksa media.
- Kejahatan media adalah imperium simulakra dari berbagai produksi hiper-realitas. Tidak ada yang bisa keluar jika sudah masuk dalam jeratnya.
- Karena media maha kuasa tidak bisa digeledah dan diperiksa, maka publiklah yang harus dibangun kesadarannya.
*https://twitter.com/Iswandisyah