Istanbul sepertinya akan berpesta,
spanduk pengumuman acara peringatan penaklukan Konstantinopel ke 562
bergambar Sultan Muhammad Al Fatih dengan kuda putihnya terpampang
disetiap sudut kota. Dari spanduk dan baliho juga disampaikan kalau
acara akan dihadiri langsung oleh Presiden Erdogan dan PM Ahmet
Davutoglu. Yenikapi Sahili sudah berhias menjadi pusat peringatan dengan
aktraksi kembang api yang luarbiasa.
Saya dan beberapa teman sejak 8 hari yang
lalu sudah berkeliling Bursa, Bandirma, Erdek, Canakkale, KIlitBahir,
Gelibolu, Edirne hingga Istanbul untuk menapaktilasi perjalanan para
Sultan Ottoman sejak Osman, Orhan, Murad I, Bayazid, Muhammad I, Murad
II hingga Muhammad II (alFatih). Kami ingin mendalami dan menghayati
bagaimana 7 generasi awal Osman Ghazi sangat serius menyiapkan,
menanamkan mimpi, merencanakan, mengerahkan semua daya upaya,
meningkatkan kemampuan dan merangkai strategi lintas bidang ilmu dan
lintas generasi untuk merealisasikan janji “Latuftahanna”
Hadits Nabi Muhammad SAW tentang janji penaklukan menjadi suluh yang demikian kuat.
“You will conquer Constantinople. Its commander is the best and its army (that will conquer it) is the best.”
Saat ke Bursa dan menyaksikan penyiapan
penaklukan, menguatkan mimpi dan membangun pasukan professional, dan
saat ke Canakkale menyaksikan catatan sejarah hebat tentang penjagaan
Selat dan penguasaan awal tanah Rumeli, lanjut ke Edirne hingga
perbatasan Yunani mendapatkan fakta kesungguhan memblok Konstantinopel
dari peta Eropa, hingga kemarin ke menyusuri 3 lapis benteng Byzantium
dari Yedikule hingga Istana Blacharnae, dari Acropolis hingga semua
titik Kota, juga ke menara Galata dan beberapa tempat lainnya, maka
jelaslah bahwa kerja keras penaklukan dengan penuh fokus, presisi dan
determinasi tinggi sudah dilakukan hingga mereka layak merealisasikan
janji nubuwwah yang diinginkan oleh semua generasi Islam.
Tentu tidak semuanya berjalan mulus, ada
berbagai macam gangguan dan hambatan dari dalam dan luar, ada keinginan
menyerah di beberapa titik, juga ada goncangan besar seperti yang
terjadi di Palagan Cubuk Ankara saat Sultan Bayazid sang Halilintar
tertangkap dan meninggal. Ada juga perpecahan yang kemudian bisa
direkonsolidasikan dengan baik oleh Sultan Muhammad I, dan masih banyak
lagi hal lainnya. Tapi semua halangan bisa dilewati dengan baik.
Dari perjalanan panjang penaklukan kita
belajar betapa kerja besar memang hanya bisa dilaksanakan oleh
orang-orang besar. Orang-orang besar itu bisa siapa saja, bisa saja
awalnya mereka hanya penggembala, orang nomaden, tapi kemudian proses
yang membuatnya menjadi sangat tangguh.
Manajemen perencanaan yang sangat baik,
penguasaan bahasa, penguasaan ilmu dan teknologi, kemampuan komunikasi,
dan kedispilinan tingkat tinggi harus berpadu pada ketundukan kepada
Alloh dengan ibadah dan penegakan syariat.
Ada banyak yang kami pelajari dan insya
Alloh akan terus kami pelajari.. karena kami dan anak cucu kamilah
generasi penakluk selanjutnya, insya Alloh..
“Nabi Muhammad SAW pernah ditanya,”Kota
manakah yang dibebaskan lebh dahulu, Konstantinopel atau Roma?” Nabi
Menjawab,”Kotanya Heraklius dibebaskan lebih dahulu, yakni
Konstantinopel” (HR Ahmad dan AlHakim)
Roma akan takluk juga keniscayaan, oleh siapa dan kapan? Tak ada yang tahu kecuali Alloh.
Tapi Syaikh Qorodhowi meramalkan bahwa Roma akan takluk dengan ilmu dan pena.
Mari belajar dari para pendahulu kita. Karena bisyaroh Nabi tak akan salah…
————————————
Sebuah Catatan Perjalanan Napak Tilas Sejarah Turki Utsmani Oleh :
Banu Muhammad, Dosen Pasca Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia