Masa muda bisa membuat seseorang dapat mengenang dari masa tersebut, di mana di usia muda yang masanya senang-senang bermain, jalan-jalan, shopping bahkan berhura-hura bersama kawan menjadi suatu kenikmatan yang diperoleh oleh anak muda. Namun, masa yang dihabiskan oleh tidak penting itu menjadi penyesalan dikemudian kelak.
Lalu apa bedanya muda yang berkarya dan tidak berkarya. Muda adalah yang berkarya, yang dapat memberikan inspirasi juga dapat memanfaatkan masa muda adalah memanfaatkan masa kesempatan. Karena dengan kesempatan kita dapat menyimpan masa kejayaan. Memanfaatkan masa muda untuk berlelah mencari manfaat untuk masa tua.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menasehati seorang sahabat yang tatkala itu berusia muda (berumur sekitar 12 tahun) yaitu Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. (Syarh Al Arba’in An Nawawiyah Syaikh Sholeh Alu Syaikh, 294). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang pundaknya lalu bersabda,
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ , أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ
“Hiduplah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau pengembara.” (HR. Bukhari no. 6416)Lihatlah nasehat yang sangat bagus sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat yang masih berusia belia. Ath Thibiy mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memisalkan orang yang hidup di dunia ini dengan orang asing (al ghorib) yang tidak memiliki tempat berbaring dan tempat tinggal.
Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan lebih lagi yaitu memisalkan dengan pengembara. Orang asing dapat tinggal di negeri asing. Hal ini berbeda dengan seorang pengembara yang bermaksud menuju negeri yang jauh, di kanan kirinya terdapat lembah-lembah, akan ditemui tempat yang membinasakan, dia akan melewati padang pasir yang menyengsarakan dan juga terdapat perampok. Orang seperti ini tidaklah tinggal kecuali hanya sebentar sekali, sekejap mata.” (Dinukil dari Fathul Bariy, 18/224)
Negeri asing dan tempat pengembaraan yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah dunia dan negeri tujuannya adalah akhirat. Jadi, hadits ini mengingatkan kita dengan kematian sehingga kita jangan berpanjang angan-angan. Hadits ini juga mengingatkan kita supaya mempersiapkan diri untuk negeri akhirat dengan amal sholeh. (Lihat Fathul Qowil Matin).
Seorang yang sadar akan dirinya, pasti akan memanfaatkan atau mencari ilmu kelak ilmu akan membuat kita dicari karena akan membantu masa tua. Dengan cara menempuh pendidikan yang tinggi kita memperoleh pula wawasan yang dapat membuka pikiran kita, mengikuti kesempatan dengan pengalaman yang extra super dapat menjadi sumber yang dapat mengembangkan masa muda kita dengan membuka jaringan silaturahmi.
Ketika kita berada di posisi yang sedang labil dan kekurangan modal untuk berusaha. Anda harus yakin, bahwa anda mampu memberikan bantuan kepada orang lain ataupun dengan membentuk organisasi kecil-kecilan disuatu masyarakat, misalnya seperti orkestrakan apa yang akan kamu sumbangkan untuk dapat dimanfaatkan.
Jikalau waktu kita digunakan untuk berleha-leha maka kemungkinan kita akan membuat diri kita jauh dari wawasan yang luas, bahkan akan terkesan tidak monoton.
Selagi kita memiliki kesempatan gunakanlah kesempatan itu untuk menjadi seorang aktivis, dan janganlah khawatir karena masih banyak waktu tidur, ada waktu istirahat jika kita nanti saat di alam kubur.[]
sumber : http://www.rumahkeluargaindonesia.com/