Konferensi
Internasional untuk Pembangunan Kembali Jalur Gaza, Palestina,
pascaserangan militer Israel, digelar di Kairo, Mesir, pada Ahad
(12/10), yang dihadiri sejumlah negara termasuk Indonesia.
Ketua Delegasi Indonesia, Wiwiek Setyawati Firman, seperti dilansir dari Antara menegaskan bahwa Indonesia bersama dengan negara lainnya berkomitmen untuk terus membantu Palestina untuk bangkit kembali akibat serangan brutal Israel.
"Terkait pembangunan kembali Jalur Gaza, Indonesia memberi bantuan darurat sebesar satu juta dolar AS," kata Wiwiek yang juga Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Wiwiek menjelaskan, bantuan dana tersebut merupakan keputusan dan arahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera disalurkan kepada rakyat Palestina.
Kendati demikian, Wiwiek mencemaskan lambannnya proses pencairan dana tersebut oleh Kementerian Keuangan.
Ketua Delegasi Indonesia, Wiwiek Setyawati Firman, seperti dilansir dari Antara menegaskan bahwa Indonesia bersama dengan negara lainnya berkomitmen untuk terus membantu Palestina untuk bangkit kembali akibat serangan brutal Israel.
"Terkait pembangunan kembali Jalur Gaza, Indonesia memberi bantuan darurat sebesar satu juta dolar AS," kata Wiwiek yang juga Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Wiwiek menjelaskan, bantuan dana tersebut merupakan keputusan dan arahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera disalurkan kepada rakyat Palestina.
Kendati demikian, Wiwiek mencemaskan lambannnya proses pencairan dana tersebut oleh Kementerian Keuangan.
Proposal pencairan bantuan tersebut telah diajukan kepada Kementerian Keuangan sejak pertengahan Juli 2014, namun hingga kini belum kelar, ujar wanita diplomat itu.
Padahal, katanya, ada puluhan ribuan warga Palestina, yang cedera atau kehilangan tempat tinggal akibat gempuran membabi-buta Israel pada Juli dan Agustus silam, sangat membutuhkan bantuan darurat.
Ditanya tentang bantuan pemerintah itu harus melalui persetujuan DPR, Wiwiek menegaskan bahwa bantuan darurat tidak membutuhkan persetujuan parlemen.
Sementara itu, Indonesia sebelumnya juga telah memberi bantuan dana tambahan sebesar 10 juta dolar AS kepada UNESCO ketika Palestina secara resmi diterima sebagai anggota Badan PBB Bidang Pendidikan, Sains dan Kebudayaan tersebut.
Penerimaan keanggotaan Palestina di UNESCO itu juga tidak terlepas dari peran Indonesia dalam memperjuangkannya kendati ditentang keras oleh Israel dan sekutunya.
Di sisi lain, Kepala Kanselerai (Head of Chancery/HoC) KBRI Kairo, Meri Binsar Simorangkir mengungkapkan, KBRI sedang melakukan pendekatan intensif kepada Kementerian Luar Negeri Mesir untuk perolehan izin masuk ke Gaza lima unit ambulans bantuan Indonesia.
Lima unit ambulans itu merupakan bantuan masyarakat Indonesia melalui empat lembaga swadaya masyarakat (LSM), masing-masing dua unit ambulans dari Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), satu unit dari Bulan Sabit Merah Jakarta, satu unit bantuan Aksi Tanggap Darurat (ATD), satu unit lagi dari Pos Keadilan Peduli Ummat Partai Keadilan Sejahtera (PKPU-PKS).
Ambulans tersebut masih terkatung-katung di Mesir sejak Agustus silam akibat sulitnya mendapat izin dari pemerintah Mesir tanpa alasan yang jelas.
Selain ambulans, bantuan bahan makanan dan obat-obatan dari LSM-LSM tersebut telah dikirimkan terlebih dahulu lewat Bulan Sabit Merah Mesir.
Secara terpisah, PKPU-PKS pada 2 Oktober lalu menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar 7.000 dolar AS yang serahterimanya dilakukan di Rumah Sakit Palestina di Kairo, kata Kepala Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo, Windratmo Suwarno. (gie/islamedia/ant)