Maksimalkan 10 hari terakhir Ramadhan untuk memohon
pengampunan dosa. Jika dosa-dosa telah diampuni oleh Allah, maka
tercapailah kemenangan. Sehingga umat Islam layak merayakannya dengan
bertakbir pada Idul Fitri.
Pesan ini disampaikan Anggota Dewan Syuro Hidayatullah
Ustadz Akib Junaid dalam ceramah sebelum Shalat Tarawih di Masjid Baitul
Karim, Polonia, Jakarta Timur, 20 Ramadhan 1434 H, Ahad (28/07/2013).
Menurut Ustadz Akib, salah satu sifat Allah Subhanahu wata’ala adalah
Maha Pengampun. Jika sifat ini dihapuskan oleh Allah, niscaya tidak
akan ada lagi makhluk di dunia, ujarnya mengutip sebuah ayat al-Qur’an.
“Ini menggambarkan tidak ada manusia suci. Takabur kalau ada manusia yang merasa sok suci. Takabur kalau ada manusia enggan memohon ampun kepada Allah,” lanjutnya.
Istighfar, kata dia, bukan sebatas persoalan hubungan
manusia dengan Penciptanya. Istighfar juga erat kaitannya dengan
hubungan sesama manusia.
“Penyebab orang stres karena ada dosa dan kesalahan.
Jangankan dosa kepada Allah, kesalahan kepada manusia saja kita sudah
ada perasaan nggak enak tersendiri,” jelasnya.
Akib juga mengatakan, bahwa kesempatan di penghujung
Ramadhan ini tak boleh disia-siakan umat Islam. Sebab inilah hakikat
puasa Ramadhan yang sesungguhnya.
Perayaan Hari Raya Idul Fitri pasca Ramadhan, adalah
perayaan kemenangan umat Islam atas dihapusnya dosa dan kesalahan. Untuk
itu, Akib berharap, momentum 10 hari Ramadhan (terakhir) dapat
dimaksimalkan guna memperoleh pengampunan Allah.
“Sehingga di akhir Ramadhan kita layak mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil karena kemenangan ini,” pungkasnya.*
sumber : http://www.hidayatullah.com