Bulan Jumadil tsaniyah telah berakhir, Rajab telah dimulai, bulan
Sya’ban segera menyusul, bulan Ramadhan pun bersiap siaga. Insya Allah,
semoga kita masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan.
Setiap
kali membahas bulan Ramadhan maka tak akan habis maknanya. Entah itu
ketika menyambut, melaksanakan, bahkan ketika berpisah. Ramadhan lah
yang menjadi indikator makna bulan-bulan berikutnya.
Ketika
menyambut bulan yang istimewa, kita akan merasakan perasaan yang
istimewa. Perasaan itu begitu nyaman lagi membahagiakan. Rasa yang tak
akan bisa ditangkap oleh panca indera namun terasa nyata di hati. Selalu
ada rasa yang begitu spesial ketika Ramadhan mulai menghampiri.
Ketika
bertemu bulan yang penuh keberkahan, ruang hati yang tadinya kosong
menjadi penuh dengan rasa istimewa itu. Bahkan suasana, kondisi dan
lingkungan pun turut merayakan kedatangan bulan Ramadhan. Angin yang
sejuk, bau udara yang harum, suasana yang indah berpadu dengan harmonis
menimbulkan rasa yang begitu istimewa pada bulan Ramadhan.
Hari-hari
dipenuhi dengan nikmat ibadah di tengah lapar dan dahaga. Setiap
kebaikan berlipat ganda pahalanya. Berkah yang melimpah bisa terasa
meski hanya memperhatikan setiap hembusan nafas. Kesalahan dan dosa
berlari seiring istighfar dan taubat. Kesalahan dan dosa terkikis karena
ampunan-Nya. Rahmat-Nya yang luas adalah penghargaan bagi orang-orang
yang terpilih. Lebih istimewa lagi, adanya malam Laitul Qadr, malam yang
senantiasa diharapkan oleh setiap mukmin.
Maka bulan Rajab adalah
permulaan bagi persiapan menyambut bulan Ramadhan. Persiapan ruhiyah
dan jasmani tentunya. Kita harus memulai persiapan dengan meningkatkan
kuantitas dan kualitas ibadah agar ketika Ramadhan kita tinggal memetik
buah dari persiapan itu (bila umur masih disampaikan tentunya). Dengan
persiapan setidaknya menghindari kita dari kelalaian ketika menghadapi
perintah ibadah pada bulan Ramadhan.
Persiapan yang dapat
dilakukan di antaranya memperbanyak puasa sunnah hingga bulan Sya’ban,
memperbanyak qiyamul lail, lebih sering berinteraksi dengan Al Qur’an
serta memperbanyak melakukan sunnah Rasul, dan persiapan fisik dengan
puasa, olahraga juga memperhatikan nutrisi makanan. Dengan memperbanyak
membaca sejarah perjuangan para pendahulu terutama Rasulullah bisa
menambah semangat dalam.