Kalangan peternak dan rumah pemotongan hewan meminta agar Menteri
Pertanian tidak membuka kran impor daging. Karena hal itu hanya akan
menyebabkan kehancuran kalangan peternak kecil. Dan yang lebih
menakutkan hal itu akan mengagalkan program ketahanan pangan yang
dicanangkan pemerintah.
“Pak Menteri jangan menyerah kepada para importir. Kami mendukung
kebijakan yang sudah dilakukan Pemerintah dengan membatasi impor
daging,” kata Syaifudin Ketua Kelompok Tani Mayangan Jaya saat berdialog
Menteri Pertanian Suswono, Jumat (10/5) siang di Wonoasih, Probolinggo.
Syafiudin, yang juga Ketua Komisi B DPRD Kota Probolinggo ini
mengungkapkan, saat ini kebijakan Kementerian Pertanian sangat membantu
peternak kecil bangkit dari keterpurukan.
“Karena itu kami, para peternak kecil mendukung kebijakan Menteri
Pertanian. Jika ada yang mengganggu Bapak, kami siap ke Jakarta!” tandas
Syafiudin, yang juga mantan Ketua Kelompok Tani Andalan (KTNA) Kota
Probolinggo.
Sebelumnya, Ketua Forum Peternak Indonesia (Forpindo) menandaskan
perlunya pemerintah melindugi peternak kecil dari serbuan daging impor.
Menurut Arum Sabil, pemerintah harus berpihak kepada peternak kecil.
Pasalnya, para peternak kecil inilah yang akan menopang program
ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintah.
Program ketahanan pangan, lanjut dia, harus didukung . Karena hal itu
berkaitan dengan kemandirian pangan nasional. “Jika ada pihak-pihak yang
ingin menghancurkan program ketahanan pangan itu lebih dari terorisme,”
tandas Arum Sabil.
Kalangan rumah pemotongan hewan (RPH) juga mengutarakan hal yang sama.
Ketika mengunjungi RPH Surya Jaya, Surabaya, Mentan Suswono juga diminta
untuk tidak memasukkan daging impor.
“Saat ini peternak dan RPH sedang bergairah, jika daging impor masuk,
peternak dan RPH akan kembali lesu,” kata Direktur Utama PT Abbatoir
Surya Jaya Tamadoy Thamrin.
Menutupi Kekurangan
Menanggapi hal tersebut Mentan Suswono menyatakan, pada prinsipnya impor hanya untuk menutupi kekurangan.
“Kita hitung berapa kebutuhannya dan berapa ketersediaan pasokannya.
Jika kurang mau tidak mau kita tutupi dengan impor,” kata Mentan.
Mentan menambahkan, dalam kaitannya dengan impor daging sapi,
Kementerian Pertanian dari tahun ke tahun terus menurunkan kuota impor.
Tahun 2013 ini impor hanya 15 persen dari kebutuhan nasional. Tahun
2014 akan turun lagi menjadi 10 persen.
“Menurut FAO (food and agricultural organization), impor 10 persen dari
kebutuhan nasional sudah masuk kategori swasembada,” jelas Mentan.
Menteri Pertanian Suswono 8-10 Mei melakukan kunjungan kerja ke Jember,
Probolinggo, Pasuruan, dan Surabaya.
Dalam kunjungan kerjanya Mentan mengunjungi kelompok peternak sapi,
pasar hewan, feetloter, dan RPH. Mentan juga bertemu dengan kelompok
petani tebu, bawang, dan mangga. Di Wonoasih, Probolinggo, Mentan
sempat panen bawang merah.
*http://www.tribunnews.com/2013/05/11/peternak-pak-menteri-jangan-menyerah-kepada-importir-daging