BANDAR LAMPUNG – Ketua Fraksi PKS
DPRD Lampung, Ade Utami Ibnu melalui sambungan telefon menyatakan
keberatannya akan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Rp. 2000 per
liternya menjadi Rp. 8500 untuk Premium dan Rp. 7500 untuk BBM jenis
solar, Senin malam (17/11).
Ade menuturkan sudah jauh-jauh hari
dirinya mengingatkan akan adanya potensi inflasi akumulatif di Sumatera
khususnya di Lampung sebagai imbas kenaikan harga BBM. Ketua Bappilu
PKS Lampung ini juga menjelaskan potensi inflasi akumulatif berasal dari
rangkaian kenaikan harga produk maupun kenaikan tarif jasa pelayanan
sepanjang September yang lalu dan puncaknya kenaikan harga BBM semalam.
“Sejak September awal kita
merasakan kenaikan tarif dasar listrik, dilanjutkan per 10 September
dengan kenaikan harga elpiji tabung 12 kg sebesar 18 ribu pertabung, dan
lima hari berikutnya atau 15 September tarif penyeberangan Pelabuhan
Bakauheni – Merak naik sebesar 12 s.d 15 persen, dan puncaknya semalam
dengan kenaikan harga BBM sebesar 30 persen atau naik 2 ribu rupiah,”
jelas Ade.
Alumnus Ekonomi Unila ini
menambahkan jika rangkaian kenaikan harga produk dan tarif tersebut
diprediksi akan berdampak pada inflasi akumulatif di Pulau Sumatera
khususnya Lampung. “Mungkin saja karena inflasi akumulatif, tingkat
inflasi di Sumatera khususnya di Lampung akan lebih tinggi dibanding
rata-rata inflasi nasional,” tambah Ade. “Saya mendapat informasi
pelajar yang naik bus dari Tanggamus ke Pringsewu. Biasanya ia membayar
ongkos 3 ribu untuk jenis bus non AC, kini ia harus membayar 5 ribu, dan
yang AC biasanya 5 ribu kini menjadi 10 ribu,” kata Ade lagi.
Disamping alasan prediksi inflasi
akumulatif sebagai alasan keberatan kenaikan harga BBM, Ade menjelaskan
bahwa keberatannya dilatarbelakangi juga oleh sikap partai secara umum
yang dimanifestasikan melalui sikap Fraksi PKS DPR RI. []
sumber :http://pkslampung.com/