Menghibur Anak-Anak Penghafal Quran Gaza Sesudah Perang
JALUR GAZA Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza memperkirakan
lebih dari 300 ribu anak di Jalur Gaza memerlukan perawatan trauma sesudah kejahatan agresi militer Zionis Israel baru-baru ini.
Sahabat Al-Aqsha bekerja sama dengan Al-Sarraa Foundation di Gaza, KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) dan HALUAN Malaysia, menyelenggarakan rihlah untuk 65 orang santri penghafal Al-Quran di sebuah masjid di Rafah.
“Anak-anak ini adalah santri-santri terbaik kita,” kata Syeikh Muhammad Khattab, relawan Al-Sarraa Foundation di Rafah yang pernah bertugas sebagai imam Sahabat Al-Aqsha selama Ramadhan tahun 1434 lalu.
Dari pagi sampai malam tunas-tunas Mujahidin dari kawasan Selatan ini diajak tamasya ke beberapa tempat penting dan bersejarah di Jalur Gaza:
1. Masjid Umari, masjid terbesar dan tertua di Jalur Gaza tempat singgah Khalifah ‘Umar bin Khattab dalam perjalanan menerima kunci kota Al-Quds setelah berhasil dibebaskan tahun 19 Hijriyah
2. Universitas Al-Aqsha, bekas pusat pemerintahan penjajah Zionis bernama Neve Dekalim yang berhasil diusir sejak tahun 2005
3. Madinatul Ashda’, taman hiburan rakyat di bekas wilayah pemukiman elit Yahudi bernama Gush Katif yang juga diusir sejak tahun 2005
4. Berenang semalaman di musim panas yang gerah sesudah perang
Menurut Syeikh Khattab, “Penting kita menanamkan kepada anak-anak ini bahwa Al-Quran yang mereka pelajari dan hafalkan adalah kekuatan utama untuk mengusir penjajah, dan mengembalikan kemuliaan Islam dan Muslimin.”
Kepada rakyat Indonesia dan Malaysia, Syeikh Khattab menyampaikan, “Kami tahu sejak sebelum agresi, keluarga-keluarga kami di Indonesia dan Malaysia tidak akan pernah meninggalkan kami. Terima kasih. Semoga Allah limpahkan keberkahan yang banyak untuk rakyat dan tanah air kalian. Indonesia dan Malaysia selalu di sini..” Tutup Syeikh Khattab sambil meletakkan telapak tangan kanannya di dada sebelah kiri.
* (Sahabat Al-Aqsha)