Fahri Hamzah (net_) |
Jakarta
(2/10)- Waktu subuh telah hampir tiba saat Ketua dan 4 Wakil Ketua DPR
terpilih diambil sumpahjabatannya oleh Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali.
Keempat pimpinan tersebut adalah Setya Novanto, Ketua DPR yang berasal
dari Fraksi Partai Golkar, dan dengan empat Wakil Ketua, masing-masing
Fadli Zon (Fraksi Gerindra), Agus Hermanto (Fraksi Partai Demokrat),
Taufik Kurniawan (Fraksi PAN) dan Fahri Hamzah (Fraksi PKS).
Benar, itu adalah Fahri Hamzah yang selama ini dikenal publik sebagai
anggota dewan yang kerap menyuarakan hal kritis terkait kasus century
yang merugikan negara dan rakyat puluhan triliun rupiah. Ia juga yang
dengan gigih melawan adanya lembaga negara yang superbody dan anti
pengawasan, serta Fahri juga yang memperjuangkan agar BPK eksis sebagai
lembaga akuntabilitas negara yang kredibel dan dipercaya rakyat.
Bagaimana profil seorang Fahri Hamzah? Berikut profil ringkas suami
dari dokter bedah Farida Briani dan ayah dari putra kembar tersebut.
=======
Fahri Hamzah mulai dikenal publik sejak reformasi bergulir, awal
1998. Laki-laki kelahiran Utan, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, 10
Nopember 1971 ini adalah deklarator dan ketua umum pertama organisasi
gerakan mahasiswa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
Saat itu Fahri Hamzah menjadi sorotan media karena berbagai aksi yang
dipimpinnya dan wacana yang dilontarkan guna menurunkan rezim yang
berkuasa. Sebagai intelektual muda, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (FE UI) ini banyak terlibat dalam kegiatan akademis dan
kecendekiawanan sejak menjadi mahasiswa. Ia pernah aktif sebagai Ketua
Departemen Pengembangan Cendekiawan Muda Ikatan Cendekiawan Muslim
se-Indonesia (ICMI) Pusat dan berbagai kegiatan lainnya.
Berbagai pengalaman dan keahliannya didedikasikan bagi lembaga
legislatif di tingkat pusat sejak tahun 2004. Lewat PKS, Fahri Hamzah
terpilih menjadi anggota DPR RI mewakili daerah kelahirannya, NTB. Fahri
Hamzah pertama kali bertugas di Komisi VI yang menangani masalah
Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi/UKM, dan BUMN. Inilah
yang membuat ia makin memahami masalah di sektor riil umumnya dan
masalah seputar BUMN khususnya.
Selanjutnya ia pernah merasakan menjadi anggota Komisi III, sebelum
menjadi Wakil Ketua di Komisi yang membawahi masalah Hukum dan HAM pada
tahun 2009. Fahri Hamzah juga pernah menjadi anggota Komisi VII dimana
ia menekankan pentingnya kedaulatan energi nasional. Banyaknya
perusahaan asing yang mengelola hulu migas dinilai menyebabkan
tersedotnya sumber daya alam Indonesia ke negara lain.
Selain pernah menjadi anggota Badan Kehormatan DPR, Fahri juga sempat
mencicipi menjadi anggota BAKN (Badan Akuntabilitas Keuangan Negara).
Di BAKN, ia memberikan perhatian besar terhadap Laporan Hasil
Pemeriksaan BPK setiap tahun. Fahri Hamzah menekankan perlunya tindak
lanjut yang memadai terhadap laporan-laporan BPK.
Disela aktivitas sebagai anggota Dewan, Fahri juga gemar menulis
dalam berbagai artikel dan buku. Hingga kini telah terbit beberapa buku
karyanya dengan judul “Negara, BUMN dan Kesejahteraan Rakyat”, “Negara,
Pasar dan Rakyat”, “Kemana Ujung Century”, dan “Demokrasi, Transisi,
Korupsi” yang diterbitkan melalui Yayasan Faham Indonesia (YFI).
Fahri Hamzah dikenal sebagai sosok yang rasional, mengedepan
argumentasi yang kuat dan selalu siap dengan segala risiko atas sikap
dan pilihan politiknya bersama PKS.(fraksipks.or.id)