Wacana koalisi partai Islam beberapa pekan ini kembali mencuat ketengah-tengah publik. Mungkinkah koalisi itu bisa terwujud ?
Berikut kita simak kultwit dari @Erwyn2002 tentang "Quo Vadis Koalisi Partai Islam".
1). Quo Vadis Koalisi Partai Islam
2). Galibnya jelang pemilu, wacana koalisi partai Islam kembali mencuat ke ruang public
3). Beragam alasan mengemuka: demi persatuan umat, menyelamatkan suara umat, agar partai Islam menang, dan lainnya
4). Pertanyaannya, bisakah koalisi partai Islam terwujud? Jika melihat sejarah, tentu saja bisa terjadi
5). Namun, sejarah juga mencatat bahwa partai Islam berhimpun untuk kemudian terpecah
6). Ingat bgmn Syarikat Islam yang diniatkan mempersatukan umat namun akhirnya tercerai berai karena disusupi komunisme?
7). Tahun 1945, kita juga punya Masyumi sebagai wadah tunggal politik Islam. Ada Muhammadiyah, NU, PSII, PUI, Al-Irsyad, dan sebagainya
8). Hanya dua tahun Masyumi bertahan dari perpecahan. Tahun 1947 PSII keluar. Puncaknya pada 1952 saat NU memutuskan hengkang
9). Almarhum Anwar Harjono mengistilahkan keluarnya NU dari Masyumi sebagai "tragedi besar"
10). Koalisi partai Islam yang sekarang diwacanakan, bagi saya, berpotensi mengulang sejarah yg sama
11) . Salah satu sebab utamanya karena sifatnya yang by accident; kepentingan sesaat yakni untuk pemilu 2014
12). Koalisi semacam ini hanyalah sebuah kerumunan dan tak akan bertahan lama
13). Kerumunan itu seperti orang menyaksikan kebakaran, kecelakaan atau perampokan. Secepat kilat orang datang utk melihat dan mencari info
14). Kian lama kian banyak yg datang. Kerumunan besar tercipta. Tapi sangat singkat waktunya. Usai tahu yg terjadi, kerumunan akan sirna
15). Kerumunan bersifat cair, berbeda kelompok, beragam kepentingan dan tidak mengikat. Agendanya pun berjangka pendek; tdk berjangka panjang
16). Potret kerumunan semacam inilah yang kerap dipertontonkan elit-elit umat jelang pemilu. Dan hari ini, potret itu akan diperlihatkan lagi
17). Gemar berkerumun sudah saatnya ditinggalkan karena sifatnya yg pragmatis, tidak sistematis, dan tiada blue print untuk memajukan umat
18). Bahaya berkerumun pernah diingatkan Nabi saw. Suatu saat, kata beliau, umat akan seperti buih yg terombang-ambing walau jumlahnya banyak
19). Berkerumun harus diganti dg berhimpun. Dg berhimpun, agenda berjangka panjang, tak sesaat, tali ukhuwah tercipta&barisan teratur rapi
20). Salah satu contoh terbaik sebuah himpunan adalah @PKSejahtera. Mereka solid, tangguh, dan teratur rapi serta militant
21). Berhimpun seperti @PKSejahtera memiliki banyak kelebihan: soliditas terjaga, posisi tawar tinggi, izzah umat terawat.
22). Dengan berhimpun kita tak seperti pendorong mobil mogok. Dibutuhkan saat mobil mogok, setelah jalan, kita ditinggal pergi
23). Umat tentu akan sangat gembira jika koalisi tak cuma untuk kepentingan sesaat: mengusung capres, misalnya
24). Tapi koalisi yg permanen, jangka panjang&utk kemaslahatan umat. Sehingga tak perlu lagi ada pertanyaan: quo vadis
Erwyn Kurniawan - @erwyn2002 |