Sejarah kelahiran Kota Metro bermula dengan dibangunnya sebuah induk desa baru yang diberi nama Trimurjo, yang diperuntukkan untuk menampung para kolonis.
Kedatangan kolonis pertama pada hari Sabtu 4 April 1936 dan ditempatkan/ditampung pada bedeng-bedeng yang sudah disiapkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Letak bedeng-bedeng tersebut kalau sekarang ini adalah disamping kantor PLN atau belakang Masjid Taqwa Metro.
Tiga hari setelah kedatangan kolonis, tepatnya hari Selasa 7 April 1936, para kolonis memperoleh bagian tanah pekarangan. Setelah itu mulailah para kolonis menebang pohon-pohon besar untuk dibangun sebagai tempat tinggal, dan lahan pertanian.
Desa Trimurjo ini berkembang dengan pesat, penduduk kolonis pun semakin bertambah, hubungan/trnsportasi secara berangsur mulai terbuka, kegiatan perekonomian mulai tumbuh dan berkembang.
Pemerintah Hindia Belanda menyiapkan daerah baru ini secara terencana, peruntukan perumahan, perkantoran, lapangan, pasar, lahan pertania, dan penggunaan lahan untuk keperluan lainnya telah tertata dengan baik. Sehingga pada perkembangannya sangat mempengaruhi keserasian dan keindahan Kota Metro hingga saat ini.
Untuk mengenang sejarah Kota Metro, berikut ini kami tampilkan photo-photo kedatangan dan aktivitas yang dilakukan oleh kolonis saat membuka hutan belantara, kegiatan pemerintahan dan pembangunan pada tahun 1936 hingga 1940.
Dibawah ini beberapa Photo Metro tempo dulu :
|
Gotong royong membuka hutan |
|
Galian irigasi utama sebelum bendungan |
|
Penempatan pasar rakyat di lokasi Masjid Agung. |
|
Areal perumahan kolektif (bedeng-bedeng)
untuk menampung kolonisasi yang baru datang |
|
Pemukiman setelah tiga tahun. |
|
Rombongan kolonisasi tiba di Jujugan (Jojog) |
|
Bivak/Tangksi Vold Polisi di Metro. |
|
Cacah jiwa (pendataan) oleh Asisten Wedana
dan Kamitua |
|
Kediaman Dinas Mantri Kolonisasi di Gedung Dalem |
|
Pendopo Asisten Wedana Metro |
|
Rombongan kolonisasi tiba di Pelabuhan Panjang |
|
Kapal KPM Membawa Rombongan Kolonisasi |
|
Pembagian alat masak dan pertanian |
|
Gotong royong galian tersier (1935) |
sumber : http://www.metrokota.go.id