1. IKHLAS BERJUANG KARENA ALLAH
Keikhlasan adalah bekal dan kekuatan awal bagi seorang pemenang untuk
berjuang dijalan Allah swt. Keikhlasan berjuang hanya karena Allah swt
demi mengharap ridho dan cinta-Nya serta balasan surga-Nya membuat sang
pejuang akan selalu memiliki energi untuk bekerja maksimal mewujudkan
impian dan tugas besar yang diembannya.
Imam Ibnul Qayyim Al Jauziyah mengatakan, “Keikhlasan akan membuat amal
yang berat terasa ringan, sebaliknya ketidak ikhlasan membuat amal yang
ringan terasa berat”.
Milikilah keikhlasan, karena keikhlasan adalah energi terbesar yang
dimiliki manusia, yang iblis laknatullah pun tidak sanggup menggoda dan
menjatuhkan orang yang ikhlas berjuang karena Allah swt. Keikhlasan
membuat seorang pejuang dan pemenang tidak peduli pada kritikan, pujian
dan cacian orang lain, karena ukuran sukses kerjanya adalah pujian dan
ridha Allah swt, Rasul-Nya dan Orang yang beriman, bukan dari manusia
umumnya.
2. MEMILIKI VISI DAN CITA-CITA UNTUK MENANG
Seorang pemenang adalah mereka yang bermimpi dan bertekad untuk menang.
Tidak mungkin atau sangat jarang seorang pemenang adalah orang yang
tidak punya keinginan dan cita-cita untuk menang. Karena jika begitu
menangnya adalah kebetulan bukan keinginan. Sebagaimana Rasulullah saw
bercita-cita besar untuk menaklukan Romawi dan Parsi. Ketika beliau
memecahkan batu ketika menggali parit di Perang Khandaq, beliau
mengatakan kelak Romawi dan Parsi akan kita taklukan. Ternyata cita-cita
beliau itu terbukti dan terwujud oleh beliau dan para sahabat ra.
Imam Syahid Hasan al Banna pun pernah mengatakan bahwa kenyataan hari
ini adalah impian hari kemarin. Semua penemuan besar dan prestasi
dahsyat seperti ditemukannya pesawat, mobil, computer, hand phone,
senjata canggih, kekayaan besar, ataupun prestasi spektakuler dari atlit
kelas dunia dalam perlombaan dan kompetisi olahraga, maka semuanya
berawal dari impian dan cita-cita mereka untuk meraih kemenangan dan
kesuksesan. Maka beranilah untuk bermimpi dan bercita-cita.
3. YAKIN DAN OPTIMIS BISA MENANG
Seorang pemenang adalah mereka yang optimis dan yakin bahwa semua impian dan target yang ditetapkannya bisa tercapai jika mereka terus berusaha dan berdoa dengan konsisten. Mereka optimis pada kemampuannya. Terlebih dari itu mereka optimis pada pertolongan Allah swt. Karena Allah swt berkata “Siapa yang menolong agama-Ku, maka Aku akan menolongnya”.
Dalam Surat An nuur ayat 55 Allah swt berjanji bahwa kelak orang-orang beriman akan dijadikan-Nya pemimpin-pemimpin di muka bumi.
Seorang pemenang adalah mereka yang optimis dan yakin bahwa semua impian dan target yang ditetapkannya bisa tercapai jika mereka terus berusaha dan berdoa dengan konsisten. Mereka optimis pada kemampuannya. Terlebih dari itu mereka optimis pada pertolongan Allah swt. Karena Allah swt berkata “Siapa yang menolong agama-Ku, maka Aku akan menolongnya”.
Dalam Surat An nuur ayat 55 Allah swt berjanji bahwa kelak orang-orang beriman akan dijadikan-Nya pemimpin-pemimpin di muka bumi.
4. BERANI MENCOBA DAN BERANI GAGAL
Sikap mental pemenang berikutnya adalah keberanian untuk mencoba dan
berani untuk menghadapi kegagalan. Bagi seorang pemenang kegagalan itu
biasa. Tapi mereka tetap belajar dari kegagalan. Karena kegagalan dapat
mendewasakan kita dan mendidik kita. Kegagalan juga guru terbaik untuk
menunjukkan dimana letak kekurangan kita. Kegagalan membuat mental kita
harus lebih kuat dari sebelumnya, karena pastilah setiap kegagalan
menyebabkan terpukulnya jiwa kita, sehingga untuk mengatasinya
diperlukan jiwa yang kuat dan tahan banting. Pepatah mengatakan “nahkoda
yang tangguh tidak dilahirkan di laut yang tenang, tapi dilaut yang
berombak”.
Sejarah Para pemenang di seluruh dunia, adalah sejarah kegagalan yang
mereka lalui dengan tetap menjaga optimisme sehingga akhirnya kegagalan
itu gagal dalam menggagalkan mereka. Contoh nyatanya adalah Rasulullah
saw, dapat dikatakan selama 13 tahun berdakwah di Mekkah, maka mayoritas
dakwahnya menemui kegagalan yaitu penolakan dan permusuhan dari orang
yang didakwahinya. Tapi hal itu tidak membuat nyali beliau ciut untuk
terus berdakwah. Sikap inilah yang akhirnya menyebabkan keberhasilan
beliau dalam berdakwah.
5. PANTANG MENYERAH
Sikap mental seorang pemenang berikutnya adalah pantang menyerah dan
selalu bangkit setiap kali terjatuh. Rasulullah saw dan para sahabatnya
adalah pribadi-pribadi yang pantang menyerah sebelum selesainya
pertandingan ataupun sesudah selesainya pertandingan. Mereka berjiwa climbers
yaitu berjiwa pendaki sejati yang terus berjalan dan berjalan
menuju puncak impian dan cita-citanya. Mereka tidak hanya berhasil
menaklukan madinah dan mekkah, tapi terus merangsek ke seluruh jazirah
arab, bahkan 1/3 penjuru dunia akhirnya bisa dikuasai.
Dalam perjalanannya mereka melalui kesulitan dan tantangan. Mereka
kekurangan pasukan dan perlengkapan. Kendala ini tidak membuat mereka
menyerah. Mereka bertarung sampai tetes darah penghabisan. Tapi
alih-alih kalah, justru mereka meraih kemenangan, dengan modal sikap
pantang menyerahnya tadi. Contohnya ketika menghadapi pasukan Romawi
yang bersenjata lengkap dengan 200 ribu pasukan, sementara ummat islam
hanya sekitar 20 ribu orang dengan persenjataan tidak selengkap pasukan
musuh. Tapi sikap mental pemenang dan pantang menyerah membuat mereka
tidak gentar dan takut, justru semakin memicu nyalinya dan tertantang
untuk mampu menaklukan musuh dengan kekuatan sebesar itu.
6. SABAR MENGHADAPI KESULITAN
Kesabaran adalah modal dasar dari para pemenang. Kesabaran membuat
kualitas orang-orangnya melejit 10 kali lipat dibanding orang yang tidak
sabar. Allah swt mengatakan dalam Surat Al Anfaal ayat 66 “Sekarang
Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu
ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar,
niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika
diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat
mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta
orang-orang yang sabar”.
Pertarungan pastilah penuh dengan tantangan internal dan eksternal, maka
hanya orang sabar yang dapat melewatinya.
7. SIAP BERKORBAN DAN MEMBAYAR HARGA KEMENANGAN
Perjuangan untuk meraih kemenangan jelas menuntut pengorbanan dan harga
yang mesti dibayar diawal. Pepatah mengatakan “tidak ada makan siang
yang gratis”. Artinya tidak ada dalam hidup ini sesuatu yang kita
peroleh tanpa sebab. Hukum alam dan sunnatullah berlaku, jika kita ingin
akibat maka kita harus melakukan sebab. Maka pengorbanan dan kerja
keras adalah sebab yang akan melahirkan kemenangan. Ada harga yang mesti
kita bayar dulu diawal sebelum cita-cita dan keinginan kita raih. Allah
swt berfirman, jika kita ingin mendapatkan Surga dan dibebaskan dari
azab yang pedih, maka kita harus mau berkorban dengan harta dan jiwa
kita di jalan Allah. (Surat Ash Shaf : 10 – 11).
Bunker Hunt seorang milyarder mengatakan “Sukses itu sederhana saja.
Pertama, putuskanlah apa yang anda inginkan secara spesifik. Kedua,
putuskanlah anda bersedia membayar harganya untuk menjadikan itu
terjadi”.
Kehidupan bisa juga menjadi contoh bagi untuk menjadi pemenang maka
diperlukan pengorbanan dan harga yang mesti dibayar. Sebuah pedang yang
tajam dan indah, berawal dari sebuah balok besi yang tidak begitu
berharga. Tapi ketika besi itu dibakar, dipukul berkali-kali, direndam
di air, dibakar lagi dan lagi, kemudian diasah, yang seandainya besi itu
bernyawa maka dia akan berteriak kesakitan dengan penyiksaan itu. Tapi
setelah semua pekerjaan itu selesai, yang tertinggal adalah sebilah
pedang yang tajam dan indah yang harganya jauh lebih mahal dan jauh
lebih berharga dari potongan besi tadi. Artinya jika kita ingin lebih
tajam dan lebih kuat, kita harus siap menderita untuk meraihnya.
Imam Ibnul Qayyim mengatakan “Orang-orang pintar disetiap ummat sepakat
bahwa kenikmatan itu tidak bisa didapat dengan kenikmatan pula. Siapa
yang mementingkan kesenangan ia akan kehilangan kesenangan. Siapa yang
berani menentang badai dan menghadapi rintangan, ia akan memperoleh
kegembiraan dan kenikmatan”.
8. BANYAK BEKERJA, SEDIKIT BICARA
Seorang pecundang itu adalah yang menginginkan kemenangan dan hanya
menginginkannya, sedang seorang pemenang adalah yang menginginkan
kemenangan dan melakukannya. Albert Einstein mengatakan 1 ons aksi lebih
berharga dari 1 ton teori. Yang mengantarkan seseorang pada kesuksesan
bukanlah ilmu. Karena betapa banyak orang berilmu seperti Profesor dan
Doktor tapi hidupnya biasa-biasa saja. Yang mengantarkan seseorang pada
kesuksesan adalah Ilmu yang diterapkan.
Einstein, Ilmuwan terbesar abad ini, mengatakan bahwa “kejeniusan saya 1
% nya adalah kecerdasan dan 99 % nya adalah kerja keras”. Artinya
Einstein mengatakan semua prestasi dan karya yang dihasilkannya
bersumber dari kerja keras dan tindakan yang dilakukannya. Inilah The
Power of Action.
Contohnya kenapa orang bisa tenggelam? Semua kita umumnya menjawab
karena tidak bisa berenang. Tapi kalau kita lakukan percobaan dengan
berendam seluruh tubuh kita di bak mandi yang airnya hanya setinggi 30
cm selama 30 menit apa yang terjadi? Ya kita juga akan mati dan
tenggelam. Jadi orang tenggelam dan mati bukan karena tidak bisa
berenang, tapi karena tidak bergerak.
9. TIDAK MENCARI ALASAN
Seorang yang memiliki mental pemenang tidak suka mencari-cari alasan
untuk tidak melakukan apa yang harus dilakukannya. Alasannya hanya satu,
yaitu alasan untuk melakukan, bukan alasan untuk tidak melakukan. Kalau
kita perhatikan kebanyakan orang gagal adalah mereka yang selalu banyak
alasan untuk tidak berbuat apa-apa dan menjadi siapa-siapa. Mereka
berdalih dengan kesehatan yang buruk, ekonomi yang krisis, orang tua
yang miskin, pendidikan yang rendah, fisik yang lemah, keberuntungan
yang kurang, dana yang sedikit, jumlah yang kurang dan berbagai macam
alasan lainnya untuk menjadi pembenaran atas ketidaksiapan dan
ketidakmauan untuk bertindak dan bertarung. Sedangkan seorang pemenang
justru tidak mencari alasan apapun yang melemahkan atau menyebabkan dia
tidak mau bekerja. Mereka menepiskan semua kekurangan dan kelemahan yang
mungkin menjadi alasan bagi mereka untuk tidak melakukan apa-apa atau
merasa pesimis sebelum bertarung.
10. BERTANGGUNG JAWAB
Tidak hanya menepiskan semua alasan untuk lemah, para pemenang adalah
yang bertanggung jawab terhadap kehidupannya. Mereka yakin dengan Firman
Allah swt “bahwa tidak akan terwujud perubahan kalau bukan dia yang
akan merubahnya”.
Pepatah mengatakan “kita tidak bisa merubah keadaan tapi kita bisa
mengubah sikap kita menghadapi keadaan” atau "kita tidak bisa mengubah
arah angin, tapi kita bisa mengubah arah sayap pesawat kita”.
Orang yang bertanggung jawab tidak menyalahkan atau mengkambing hitamkan orang lain, tapi mereka bertanggung jawab terhadap semua hasil yang diperolehnya. Sikap ini membuat mereka selalu berusaha berbuat yang terbaik agar tidak mengalami kegagalan. Kehidupan ini adalah kumpulan keputusan yang mesti diambil dengan bertanggung jawab. Sehingga mereka selalu mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya untuk bertindak yang terbaik.
Orang yang bertanggung jawab tidak menyalahkan atau mengkambing hitamkan orang lain, tapi mereka bertanggung jawab terhadap semua hasil yang diperolehnya. Sikap ini membuat mereka selalu berusaha berbuat yang terbaik agar tidak mengalami kegagalan. Kehidupan ini adalah kumpulan keputusan yang mesti diambil dengan bertanggung jawab. Sehingga mereka selalu mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya untuk bertindak yang terbaik.
11. TEGUH PENDIRIAN (Istiqamah)
Sikap mental seorang pemenang berikutnya adalah sikap teguh pendirian
atau istiqamah. Allah swt menjanjikan kemenangan dan surga bagi orang
yang meneguhkan pendirian mereka. "Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan, “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan
gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.
Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat;" (QS
41:30-32).
Secara bahasa Istiqamah adalah anonim dari thughyan (penyimpangan
atau melampaui batas). Ia bisa berarti berdiri tegak di suatu tempat
tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqamah dari kata “qaama” yang
berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqamah berarti tegak lurus.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap
teguh pendirian dan selalu konsekuen.
12. TAWAKKAL
Allah swt berfirman dalam Surat Ath Thalaq ayat 3 “Barangsiapa yang
bertawakal kepada Allah, maka Dia akan mencukupkan kebutuhannya”.
Tawakkal artinya berserah diri kepada Allah swt setelah berusaha. Allah
swt menyuruh kita untuk tawakal setelah bertekad kuat dan berusaha
“Setelah berazzam maka bertawakallah kepada Allah”.
Sikap tawakal akan mendatangan pertolongan Allah swt kepada kita, karena
memang Dia-lah Pemilik Segala kekuatan, Penentu segala Kemenangan, Yang
Maha Kuasa dan Maha Perkasa, yang bisa mengubah apa yang tidak mungkin
menjadi mungkin cukup hanya dengan satu kata “kun” maka “fayakun”
terjadilah dia.
Sikap mental tawakkal juga menjadi tameng mental, sehingga kita tidak
menjadi gelisah dan cemas menghadapi saat pertarungan ataupun menjadi
depresi dan frustasi menghadapi kegagalan, karena kita sudah pasrah atas
kehendak-Nya.
Wallahu a'lam
*Oleh Abi Kayyis
http://www.pkspiyungan.org