Di
era demokrasi saat ini, Indonesia tidak bisa dipimpin dalam bentuk
feodal. Pernyataan itu disampaikan Wakil Sekjen DPP PKS, Fahri Hamzah.
Karenanya, Fahri berpendapat, Presiden SBY perlu teman untuk mengingatkan. Sebab, kata Fahri, Presiden SBY memimpin salah satu negara demokratis terbesar di dunia.
"Kita tidak mungkin dipimpin dalam sistem feodal di era demokrasi saat ini. Pemimpin harus asli dan riil," katanya dalam 'Forum PKS dan Media' di Depok, Jawa Barat, Jumat (21/6) malam.
Fahri mengatakan, generasi Indonesia baru akan menyongsong kepemimpinan yang otentik, demokratis, berkultur.
Ia menjelaskan, masalah komunikasi di kabinet Presiden SBY tidak baik karena para menteri tidak berada dalam sinergi yang utuh antara satu dengan lain. Hal itu menurut Fahri berdampak pada tidak tuntasnya perdebatan mengenai rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. "Ada semacam ketiadaan 'solidarity maker'," tutup Fahri.[ant/rol]
Karenanya, Fahri berpendapat, Presiden SBY perlu teman untuk mengingatkan. Sebab, kata Fahri, Presiden SBY memimpin salah satu negara demokratis terbesar di dunia.
"Kita tidak mungkin dipimpin dalam sistem feodal di era demokrasi saat ini. Pemimpin harus asli dan riil," katanya dalam 'Forum PKS dan Media' di Depok, Jawa Barat, Jumat (21/6) malam.
Fahri mengatakan, generasi Indonesia baru akan menyongsong kepemimpinan yang otentik, demokratis, berkultur.
Ia menjelaskan, masalah komunikasi di kabinet Presiden SBY tidak baik karena para menteri tidak berada dalam sinergi yang utuh antara satu dengan lain. Hal itu menurut Fahri berdampak pada tidak tuntasnya perdebatan mengenai rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. "Ada semacam ketiadaan 'solidarity maker'," tutup Fahri.[ant/rol]