Sebagai
wong cilik, aku sering bertanya-tanya, benar tidak sih pak Presiden SBY
yang Terhormat mau menaikkan harga BBM? Atau itu hanya isu untuk
pengalihan isu kasus century, kasus Hambalang, kasus sapi dan kasus
lainnya yang tidak kunjung tertuntaskan? Aku yakin pemerintah tahu
konsekuensinya jika memang jadi menaikkan harga BBM. Apakah pemerintah
sengaja membodohi kami yang sudah miskin? Atau sengaja mengorbankan kami
wong cilik yang katanya menyelamatkan perekonomian nasional.
Kami
sebagai wong cilik tidak mudeng dengan perekonomian nasional, yang kami
tahu kalian para elite politik dan pemerintahan banyak yang korupsi.
Karena berita itulah yang selalu kami jadikan sarapan setiap hari. Kalau
alasan nya untuk menyelamatkan APBN, kenapa harus kami yang
dikorbankan? Bukannya itu tanggungjawab kalian (pemerintah)? Sudahlah
jangan terus-terusan membodohi rakyat miskin, kami sudah susah, malah
mau ditambah susah.
Kalau
tidak salah, dalam masyarakat itu ada lapisan atas, lapisan menengah ke
atas, lapisan menengah ke bawah, dan lapisan bawah. Masyarakat atas
adalah masyarakat yang kaya banget, mau beli apa saja bisa, kalau perlu
pulau pun dibeli. Masyarakat menengah ke atas itu adalah masyarakat yang
kaya tapi tidak banget, sudah punya beberapa mobil, tapi tidak bisa
beli pulau. Masyarakat menengah ke bawah itu adalah masyarakat yang kaya
tidak miskin juga tidak, sewaktu-waktu bisa jadi kaya, tapi bisa juga
jadi miskin. Kalau masyarakat bawah itu adalah masyarakat miskin, sering
juga disebut rakyat miskin, terbagi jadi tiga: miskin, sedang, dan
sangat miskin. Jujur kalau ditanya ini teorinya siapa, aku bingung
jawabnya, soalnya itu teori ngawur ku, maklum wong cilik.
Nah,
kembali ke rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Kalau untuk rakyat
kaya aku pikir tidak jadi masalah, beli bahan bakar masih mampu,
kalaupun berdampak pada harga barang juga tidak masalah, lha wong beli
pulau saja bisa. Untuk rakyat menengah ke atas juga tidak masalah. Kalau
untuk rakyat yang menengah keb awah yang jadi masalah. Gaji mereka
tidak naik, tapi harga barang menanjak naik, mereka juga tidak bakal
dapat BLSM. Akhirnya mereka terancam turun kelas, menjadi lapisan bawah
alias miskin. Jadi nambah banyak deh jumlah rakyat miskin nya.
Yang
terparah adalah untuk rakyat lapisan bawah atau rakyat miskin yang
terbagi tiga itu. Kalau yang miskin masih ada harapan dapat BLSM, tapi
kalau yang sangat miskin itu pa tidak terancam punah, mati kelaparan.
Seorang temanku bertanya kenapa tidak di bom sekalian kalau tujuannya
mengurangi rakyat miskin? Tapi kami rakyat miskin patut untuk bersyukur
dan berterima kasih kepada pemerintah dalam hal ini pak Presiden SBY
yang terhormat. Dengan naiknya harga BBM maka kami akan mendapatkan
kompensasi nya berupa BLSM (Bantuan Langsung Sementara Masyarakat) dan
diberi secara cuma-cuma.
Tapi
menurut data BPS jumlah kami rakyat miskin ada sekitar 29 juta rakyat
miskin, sedangkan BLSM hanya untuk 15,5 juta saja. Terus yang 13,5 juta
lagi mau diapakan, kami akan hidup semakin miskin karena semua harga
akan naik, semoga kami tidak sampai kelaparan. Semoga harga beras dan
garam tidak ikut naik, biarlah kami cukup makan nasi campur garam saja.
Kabarnya
besok setelah harga BBM naik kami mau diberi BLSM, lumayan Rp
150.000/bulan. Kabarnya BLSM diberikan selama 4 bulan. Lumayan lah,
perlu disyukuri dan berterimakasih kepada yang membagikan. Hanya yang
masih kami bingungkan uang Rp 150.000 itu mau dibelanjakan untuk apa.
Padahal untuk ongkos ojek kami sampai kantor pos pulang-pergi saja sudah
habis Rp 50.000. belum untuk beli minum kalau nantinya kehausan karena
lama mengantri sekitar Rp 5.000, berarti masih sisa Rp 95.000.
Lumayan
masih ada sisa Rp 95.000, untuk menebus beras raskin sebanyak 15 kg
sebesar Rp 24.000, masih ada sisa Rp 71.000, untuk belanja keperluan
dapur untuk sebulan Rp 35.000, masih sisa Rp 36.000. Owhh ya, sebentar
lagi kan puasa dan lebaran, biasanya butuh makanan tambahan untuk
konsumsi saat berbuka. Belum lagi kalau lebaran, pingin beli baju baru,
kira-kira Rp 36.000 itu cukup nggak ya?
Kalau
BBM jadi naik yang kasihan juga rakyat Mahasiswa, Mie instan jadi naik,
nasi kucing jadi naik, es teh jadi naik, rokok jadi naik, biaya pacaran
juga jadi naik, ongkos parkir jadi naik, harga gorengan jadi naik,
semuanya naik, yang tidak naik jumlah kiriman, dan yang turun malah
IPK-nya, mereka juga tidak dapat BLSM, maka nya mereka getol demo
walaupun harus berpanas-panasan bahkan ada yang sampai bentrok. Maka
kami rakyat miskin juga berterimakasih kepada para mahasiswa, semoga
demo kalian didengar, dan pemerintah mengurungkan niatnya untuk
menaikkan harga BBM.
Kembali
lagi ke BLSM, kira-kira uang Rp 150.000 dapat apa ya? Kalau sudah
menyadari cuma dapat beras sama garam, berarti kita rakyat miskin tidak
harus berharap banyak dari BLSM, iya kalau dapat kalau tidak. Kerja saja
lah, mencari rezki yang halal dari keringat sendiri meskipun sedikit.
By: Wahyu Hidayanto - Dakwatuna