Dicky Saputra, Kompasiana
Antara Isu, analisa politik dan survei
Pemilihan kepala daerah untuk Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Utara sudah berakhir. Untuk Jawa Barat, KPUD Jawa Barat sudah mengumumkan hasil final dari “peperangan” antar partai plus “peperangan” antar tokoh. Sedangkan Sumatera Utara tahapan finalisasinya sedang dikerjakan, namun tidak mungkin hasil quick count oleh beberapa lembaga peneliti yang punya nama dinegeri ini melenceng dari hasil akhir “peperangan” tersebut.
Dua “peperangan” tersebut mematahkan seluruh analisa para pengamat politik dan seluruh lembaga survei ternama dinegeri ini mengenai PKS. Coba kita simak pernyataan seorang pengamat politik dan peneliti muda pada Lembaga Survei Indonesia, Burhanudin Muhtadi. Analisa Burhanudin terhadap kasus dugaan korupsi yang menyeret mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, mempengaruhi peralihan suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pemilu tahun 2014. Burhanudin mengatak, “PAN akan diuntungkan. Pemilih PAN punya irisan dengan pemilih PKS. Pemilih PKS dan PAN hampir sama,” dalam sebuah forum diskusi di restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu, 2 Februari 2013. (VivaNews, Sabtu, 2 Februari 2013). Belum lagi bulan Februari 2013 berakhir Kang Aher (Kader PKS) dan Kang Demiz menang di PILKADA JABAR. Lalu, baru memasuki bulan Maret 2013 pasangan GANTENG memenangkan PILKADA SUMUT. Begitu juga hasil survei yang dilansir Lembaga Survei Jakarta (LSJ), tingkat keterpilihan atau elektabilitas PKS hanya 2,6 persen. Survei dilakukan di 33 Provinsi dengan mengambil sampel sebanyak 1.225 responden pada tanggal 9 sampai 15 Februari 2013. Margin of error kurang lebih 2,8 persen. (OkeZone, Selasa, 19 Februari 2013) Realitanya adalah, dari hasil PILKADA JABAR dan PILKADA SUMUT ternyata pasangan gubernur dan wakil gubernur yang diusung oleh PKS berhasil meraih suara diatas 30% + 1 dan hanya berlangsung satu putaran. Coba hitung margin of error nya survei tersebut. Dan ternyata budaya dalam menganalisa atau survei terhadap PKS menarik bagi media jika perolehan suara PKS kecil atau bahasa mudahnya PKS kalah.
Waktu Perang Sudah Usai
Mari kita tinggalkan “peperang-peperangan” itu karena perang sudah usai, dan kini waktunya berdamai. Tinggalkan segala ego, warna politik, beda pilihan dan dendam pribadi atau golongan karena kini waktu bergandengan tangan. Mari singsingkan lengan baju bersama-sama karena waktu kerja dan melayani masyarakat untuk sejahtera telah tiba.
Saatnya masyarakat Jawa Barat bergandengan tangan dan berdo’a agar Kang Aher dan Kang Demiz di kuatkan oleh Allah SWT untuk bisa dan mampu melayani kehidupan mereka. Dan bagi masyarakat Sumatera Utara agar menjaga proses demokrasi yang sedang berjalan dalam finalisasi perhitungan suara di KPUD SUMUT agar tidak ternodai oleh pihak-pihak tertentu yang ingin memaksakan kehendaknya dan mengakibatkan kedamaian di Sumatera Utara terganggu.
Waktunya Membantu PKS
Bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia dibelahan penjuru dunia dan juga bagi media, baik cetak, televisi, radio, online atau apapun bentuknya mari membantu dan memberikan waktu bagi PKS untuk bisa melayani masyarakat di wilayah yang kader PKS pimpin.
Sampaikan berita secara objektif kepada masyarakat jika itu sebuah prestasi atau korektif dalam menjaga PKS agar tetap berada didalam kebaikan dan kebenaran.
Dan harus kita semua ingat, sesungguhnya Kader PKS adalah bagian dari anak bangsa yang ingin memberikan hal terbaik dari hidupnya untuk bumi pertiwi.
http://politik.kompasiana.com/2013/03/11/waktunya-membantu-pks-536084.html