BIMA, 4 Nov 2013 - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis
Matta menegaskan bahwa upaya partainya memenangi Pemilihan Umum (Pemilu)
2014 --minimal masuk tiga besar-- jauh dari hasrat gila kekuasaan.
Dengan kalimat lain, PKS tidak semata memburu "kursi".
Anis Matta mengemukakan hal itu di hadapan seribuan lebih simpatisan,
kader, dan pengurus PKS se-Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam acara Dialog
Kebangsaan di Convention Hall Paruga Na'e, Bima, NTB, Senin, 4 November
2013.
Acara dialog itu digelar sebagai rangkaian konsolidasi seluruh elemen
PKS se-Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Sejumlah pengurus pusat PKS
mendampingi Anis Matta, antara lain Sekretaris Jenderal PKS Taufiq
Ridho, anggota Komisi III DPR Daerah Pemilihan NTB Fahri Hamzah, dan
legislator Komisi X DPR Ahmad Zainuddin, Ketua DPP Wilda Bali-Nusra
Oktan Hidayat.
Lalu, untuk apa PKS harus berada di puncak perolehan dukungan rakyat
pada Pemilu 2014? Pertanyaan yang dilontarkan sendiri, dijawab Anis
Matta, memenangi pemilu bukan sekadar mengantarkan para kader duduk di
DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, dan DPR-RI (Pusat). Ada dasar yang
lebih mulia dibanding perolehan kursi dewan.
"Yang jauh lebih penting di balik kemenangan adalah kita ingin menjadi
bagian penting dari gelombang sejarah perubahan Republik ini. Menang
Pemilu 2014 hanya pintu masuk untuk tujuan yang lebih besar," tandas
Anis Matta.
Presiden PKS mengatakan, partai anak muda ini harus masuk dalam pusaran gelombang yang sedang berputar di seluruh sendi bangsa.
"Dengan memenangi Pemilu 2014, kita akan punya peran strategis dan
kontribusi nyata dalam mengendalikan setiap tahapan sejarah bangsa ini,"
tegas Anis Matta.
Masih di arena yang sama, Presiden PKS juga menggarisbawahi pentingnya
nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa terus ditanamkan dan menjadi
pedoman bagi seluruh anak bangsa. Berbagai perbedaan di tengah
masyarakat dan elit politik tidak akan menjadi masalah bangsa sepanjang
nilai Pancasila diejawantahkan.
Menyinggung peluang PKS mencapai targetnya dalam pesta demokrasi
mendatang, Anis Matta menyatakan, hal ini kerap dipandang banyak pihak
sebagai "mission impossible" (misi mustahil). Terlebih lagi, kata Anis
Matta, ada satu kasus hukum yang membelit pribadi mantan Presiden PKS,
dan masih menggantung hingga kini.
Terhadap hal tersebut, Presiden PKS memberi petunjuk ke seluruh
jajarannya dari pusat hingga pedesaan agar tidak terusik. "Mari kita
berusaha untuk terus konsisten menebar kabaikan dan manfaat buat
kehidupan ini. Bukankah karena itulah kita punya alasan untuk bertahan
hidup lebih lama?" tutur Anis Matta.
Kunjungan kerja Presiden PKS di Sumbawa dijadwal hingga Rabu, 6 November
2013. Pada selasa, 5 Oktober 2013, Anis Matta akan menghadiri perayaan
Tahun Baru 1435 Hijriyah.*