Peringatan Hari
Sumpah Pemuda seharusnya dijadikan sebagai momentum sebuah peradaban,
bukan momentum politik. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta saat memberikan orasinya di acara
dialog kebangsaan “Mencari Pemimpin Indonesia, Dari Kampus Untuk
Indonesia” di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur,
Selasa (29/10) siang.
"Hari Sumpah Pemuda yang terjadi 85 tahun yang silam merupakan momen
lahirnya sebuah bangsa Indonesia, sedangkan proklamasi kemerdekaan 17
Agustus adalah lahirnya sebuah negara Indonesia, "papar mantan wakil
ketua DPR RI itu.
Dalam kesempatan itu, Anis Matta juga menyampaikan optimismenya bahwa
Indonesia saat ini sedang menuju sebuah kebangkitan peradaban, "saya
melihat pada era reformasi ini adanya sebuah fenomena yang bisa
mengantarkan Indonesia melewati sebuah celah sejarah menuju ruang
kebangkitan emas," ujarnya.
Lebih lanjut Anis menjelaskan bahwa fenomena yang dimaksud adalah
faktor demografi usia penduduk Indonesia yang mayoritas diisi oleh usia
produktif, "tingginya usia produktif sebuah bangsa merupakan salah satu
faktor utama pendongkrak kejayaan bangsa," ungkapnya.
Pada posisi inilah menurut Anis pemuda menyiapkan diri menyongsong
kebangkitan emas Indonesia dengan ikut serta merangkai mimpi-mimpi emas
Indonesia, "pemuda Indonesia harus membangun kapasitas yang berorientasi
kemanusiaan. Indonesia tidak butuh figur sentral untuk kemajuannya,
akan tetapi Indonesia butuh partisipasi kita semua." tegas Anis Matta.
Untuk itu menurut Anis, diharapkan kedepannya lahir pemimpin yang
bisa menyadari kekuatan besar Indonesia yang melekat pada pemuda,
mengetahui cara memberdayakannya, dan mampu mengoptimalkan kemampuan
bangsa ini untuk mandiri mengelola sumber daya alam negerinya sendiri.
Turut hadir sebagai pembicara dalam dialog kebangsaan tersebut yaitu
Isran Noor, Bupati Kutai Timur sekaligus ketua Asosiasi Pemerintah
Kabupaten/Kota se-Indonesia (APKASI) dan Ketua Umum Partai Hanura,
Wiranto.
http://www.pks.or.id/