Presiden PKS, Anis Matta menilai, Pemilu 2014 lebih pas dijadikan
gerbang menuju gelombang perubahan ketiga Indonesia, bukan sekadar pintu
masuk peralihan kekuasaan.
"Pesta demokrasi ini lebih pas dijadikan gerbang menuju gelombang
perubahan ketiga Indonesia, atas setidaknya tiga tahapan sejarah
perjalanan bangsa Indonesia," kata Anis Matta dalan keterangan
tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat (25/10).
Pernyataan tersebut diungkapkan Anis dalam Seminar Nasional dan Dialog
Kebangsaan bertajuk 'Dari kampus Mencari Pemimpin Indonesia' yang
digelar di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo, Univeritas Gajah Mada (UGM),
Yogyakarta.
Anis menjelaskan alasan mendasar dari pernyataan tersebut terkait
hakikat politik yang seharusnya menjadi 'industri' pemikiran bukan
'industri' kekuasaan. Dia menilai dengan menjadikan politik sebagai
bursa gagasan, maka segenap komponen bangsa mengenal secara tepat arah
perjalanan Indonesia.
Dijelaskan Anis, gelombang pertama perubahan bangsa Indonesia yakni
proses peralihan sejarah yang berawal pada abad 18 sampai 20. "Saya
menyebut tahap ini sebagai gelombang menjadi Indonesia," ujar Anis
Matta.
Saat itu, kata Anis, penderitaan panjang di bawah kerajaan-kerajaan
membawa rakyat bergerak dalam satu solidaritas sehingga lahirkan sebuah
bangsa besar.
Anis mengatakan, gelombang kedua ketika Indonesia menjadi sebuah bangsa
pada momentum Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 dan peristiwa
Proklamasi yang mengantarkan kita memiliki sebuah negera.
"Sementara era reformasi lahir dari sisi kelam orde sebelumnya. Namun,
anak bangsa yang mampu menangkap ruh zaman dengan memanfaatkan
nilai-nilai positif orde lalu, membawa bangsa memasuki Orde Reformasi,"
katanya.
Menurutnya, perjalanan panjang bangsa Indonesia tersebut, membawa
Indonesia memasuki gelombang perubahan ketiga. Dia menjelaskan tuntutan
perubahan ini terjadi di atas fakta bahwa kini lahir kelompok mayoritas
baru yang menentukan arah bangsa ke depan.
"Sekarang kita berhadapan dengan 'new majority' yakni munculnya kelompok
usia 45 tahun yang menguasai 60 persen populasi," ujar Anis.
Dalam seminar tersebut juga dihadiri beberapa pembicara yaitu Ketua Umum
Partai Hanura Wiranto, Ketua Asosiasi Pemerintahan Kabupaten seluruh
Indonesia (Apkasi) Isran Noor, Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute
Hanta Yudha, dan mantan Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto. (ROL)
http://www.pkspiyungan.org