Welasiman. Begitulah
namannya. Tak pernah terpikirkan baginya kalau sekarang mendapat amanah
yang besar dari masyarakat. Ikhwah 'cuma' jebolan STM ini Ahad kemarin
(4/11) terpilih sebagai Pak Lurah dalam pilkades (Pemilihan Kepala Desa)
desa Terong kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul.
Bapak muda (38 th) yang sehari harinya bekerja di bengkel elektronik ini
mulai terbiasa berorganisasi dan terjun dalam pelayanan masyarakat
setelah bergabung dengan PK pada pemilu 1999. Semangat dan dedikasi yang
tinggi membuatnya kemudian didaulat rekan-rekannya untuk menjadi Ketua
DPC PKS kecamatan Dlingo selama dua periode (1999-2009). Dlingo
merupakan tetangga kecamatan Piyungan, letaknya di pegunungan.
Kiprah keorganisasian dan kemasyarakatan yang didapat dari PKS membuat
dirinya juga dipercaya warga sekitar untuk menjadi Ketua RT di dusun
Pancuran selama dua periode (6 tahun) dan pada tahun kemarin 2011 beliau
pun dipercaya dan dipilih sebagai perwakilan dusunnya untuk menjadi
anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa, semacan DPRDnya desa).
Saat masyarakat mendesaknya untuk maju dalam pilkades kemarin awalnya
beliau gamang karena tidak punya 'modal' layaknya yang dibutuhkan dalam
pemilihan. Maklum beliau bukan orang berpunya. Penghasilan dari
pekerjaan reparasi barang-barang elektronik hanya cukup untuk kebutuhan
sehari-hari. Rumahnya saja 'cuma' rumah petak berdinding bambu. Namun
kebulatan tekad warga yang siap all out mendukung akhirnya... bismillah beliau maju. Dan dengan motto kampanye 'Siap Berjuang Melayani Masyarakat Menuju Desa Yang Maju dan Bermartabat'
alhamdulillah beliau terpilih. Dan kemenangan ini sangat ditentukan
oleh hasil perolehan di dusunnya dengan menang mutlak dimana beliau
meraih 96,4% suara.
Rumah asli Pak Lurah |
Alhamdulillah tadi malam (6/11) kami bisa bersilaturohim dan bertemu
dengan ikhwah lurah ini. Saat kami ke rumahnya kondisinya sepi dan
gelap. Setelah kami telpon ternyata beliau sekeluarga sedang 'mengungsi'
di rumah mertua yang masih satu dusun. Kamipun menuju ke rumah
mertuanya.
"Setiap malam tamu-tamu dari dusun-dusun berdatangan, jadi kami
sementara pindah ke rumah mertua yang lebih luas untuk menerima tamu,"
ungkapnya pada kami ditemani isteri beliau, bu Suryani.
Betul, kondisi rumah akh Welas (begitu kami memanggilnya) memang sangat
sederhana. Kalau pak mensos tahu pasti akan masuk program 'bedah rumah'.
hehe...
"Salam untuk semua ikhwah se-nusantara. Mohon doakan agar saya bisa
mengemban amanah," tuturnya saat kami berpamitan.
Dalam hati kami bersyukur pada Allah. Jalan dakwah dan tarbiyah ini
sudah diterima masyarakat. Pelayanan dan pengabdian yang tak kenal lelah
pada masyarakat akan membuka hati mereka. Dan Allah pun akan menurunkan
pertolonganNya bagi mereka yang istiqomah di jalanNya dan meyakini
'tiada kemustahilan bagiNya'.
*by Admin PKS Piyungan
[Tulisan ini sekaligus sebagai bentuk penyampaian amanah titip salam dari akh Welas]
sumber : http://www.pkspiyungan.org/2012/11/kisah-kemustahilan-ikhwah-lurah.html