“Perumpamaan
kita dalam perjalanan dakwah ini ibarat berada dalam sebuah kapal kecil
yang terkepung ombak dan badai dari berbagai penjuru. Bahtera yang
menembus berbagai gelombang, seperti Dakwah yang harus melalui banyak
rintangan. Kadang bahtera kita oleng ke kanan dan kadang oleng kekiri
dengan hebatnya, sehingga kita yang berada didalamnya merasa khawatir
dan gelisah. Lalu kita turunkan layar dan menggantinya dengan dayung.
Untuk itu kesulitan dan perjuangan yang dihadapi lebih
banyak, dan mungkin menyebabkan terlambat beberapa waktu untuk sampai
ditujuan. Namun hal itu lebih baik daripada berhenti dan tidak pernah
sampai.
Terkadang sebuah kapal besar terpaksa berhenti total karena
angin badai menghadang. Saat awak itu keluar menuju pantai, mereka
mengikat tali pada tubuhnya, lalu ujung tali diikatkan pada kapal.
Mereka bersama-sama menarik kapal itu sementara mereka berjalan
menyusuri pantai. Cara ini tentu lebih sulit dan menguras tenaga
daripada cara sebelumnya,tetapi ini cara darurat untuk mencapai tujuan, walaupun tentu menjadi terlambat beberapa waktu.
Hanya dengan cara itu itulah yang memungkinkan mereka mencapai tujuan.
Untuk
itu perlu kesabaran, kearifan, dan tidak menggunakan berbagai alat yang
nyeleneh, yang terkadang justru menggagalkan perjalanan …….”